Kota Bogor Terus Gencar Tekan Angka Stunting, Sasar Keluarga Berisiko

- 26 Juni 2024, 12:16 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menegaskan bahwa potensi keluarga dengan risiko stunting masih perlu diwaspadai.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menegaskan bahwa potensi keluarga dengan risiko stunting masih perlu diwaspadai. /Foto/Prokompim Kota Bogor

ISU BOGOR - Meskipun angka stunting di Kota Bogor menunjukkan tren penurunan dari 2.300 anak menjadi 1.800 anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak lengah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menegaskan bahwa potensi keluarga dengan risiko stunting masih perlu diwaspadai. Upaya pencegahan dan penurunan stunting pun terus digencarkan, dengan menyasar keluarga-keluarga tersebut.

"Isu stunting masih menjadi isu nasional dan target pengentasannya pun bertambah," jelas Syarifah di Kelurahan Cilendek, Selasa 25 Juni 2024. "Namun, dari 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, hanya 9 daerah yang mampu menurunkan angka stunting, termasuk Kota Bogor."

Penurunan angka stunting di Kota Bogor mencapai 0,5 persen, dari 18,7 persen menjadi 18,2 persen. Hal ini menjadi bukti komitmen Pemkot Bogor dalam memerangi stunting.

Baca Juga: Viral! Sopir Angkot Bogor Ngamuk saat Ditegur Pemotor Gegara Lawan Arah, Ini Kata Polisi

"Penurunan ini patut disyukuri, tapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berupaya agar angka stunting semakin turun dan tidak ada lagi keluarga baru yang terpapar stunting," tegas Syarifah.

Berbagai program pun telah diluncurkan Pemkot Bogor untuk mencapai target tersebut, seperti program "Penting Lur" yang terbukti efektif dalam menurunkan angka stunting. Selain itu, penguatan peran Bunda Peduli Stunting di setiap wilayah juga terus dilakukan.

Bunda Peduli Stunting Kota Bogor, Windhy Wuryaning Tyas, menyatakan bahwa sosialisasi gencar dilakukan untuk mendukung program pencegahan dan penurunan stunting.

"Seperti hari ini, di Kelurahan Cilendek Barat, kami bekerja sama dengan puskesmas Gang Kelor untuk mengadakan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk para ketua RW, RT, Kader PKK, dan Posyandu melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)," jelas Windhy.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah