Cerita Petani Cabai Kota Bogor yang Sukses Manfaatkan Lahan Tidur di Perkotaan

- 4 Januari 2024, 21:47 WIB
Muhammad Haerudin petani cabai asal Kota Bogor sukses memanfaatkan lahan tidur dan meraup keuntungan saat harga-harga cabai meroket.
Muhammad Haerudin petani cabai asal Kota Bogor sukses memanfaatkan lahan tidur dan meraup keuntungan saat harga-harga cabai meroket. /Foto/Ist
 

ISU BOGOR - Muhammad Haerudin petani cabai asal Kota Bogor sukses memanfaatkan lahan tidur dan meraup keuntungan saat harga-harga cabai meroket. Kendi begitu biasa disapa Muhammad Haerudin menyewa lahan yang sebelumnya merupakan lahan tidur yang dipenuhi semak belukar dan ilalang, kini dimanfaatkan untuk bertani cabai.

Kendi yang sudah lima tahun memulai bertani cabai secara mandiri karena tidak masuk dalam kelompok tani merasakan betul perjuangan dalam bertani cabai dalam merawat dan menghadapi harga cabai yang fluktuatif.

Kendi mengatakan dirinya menanam cabai menggunakan pola konvensional untuk memangkas biaya produksi sehingga bisa memaksimalkan luas lahan yang digunakan.
 

Dari total lahan 1.500 meter dirinya bisa menanam 1.300 pohon cabai yang dipanen pada usia 3 bulan hingga enam sampai tujuh bulan dengan jarak panah tiga hari sekali.

"Cabai ini perawatannya harus intensif, harus dilihat juga. Jadi untuk menjaga dari hama pas musim bunga atau ketika mau tumbuh buah sampai berbuah itu harus terus dipantau. Melakukan pengendalian hama secara interval tidak boleh lewat," ujarnya.

Dalam satu kali panen dari setiap pohon jika mendapat hasil maksimal Kendi bisa memanen 1 kilogram dalam satu pohon pada setiap kali panen. Namun ia pun tak memungkiri dari total 1.300 pohon yang tumbuh tidak semuanya berbuah .
 

"Kalau dari 1.300 pohon ini panennya bisa 1.300 kilogram itu sudah bagus banget. Tapi kan kadang ada tingkat kematian juga. Misal dari 100 persen pohon itu total 1.300 pohon, tingkat kematiannya paling besar bisa mencapai 20 persen. ya jadi hasil panen total pohon itu dikurangi 20 persen pohon yang mati itu," sebutnya.

Keberadaan kelompok tani ataupun petani mandiri di Kota Bogor juga mendapatkan penyuluhan dari DKPP Kota Bogor.

Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menyampaikan, untuk petani mandiri pihaknya juga memberikan penyuluhan secara intensif. Sementara itu untuk kelompok tani selain memberikan bantuan penyuluhan DKPP juga memberikan bantuan bibit.
 

Tidak hanya mendorong dan melakukan pendampingan kepada kelompok tani dan tani mandiri, DKPP juga terus melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat rumahan melalui pertanian pekarangan hortikultura lestari dan pekarangan pangan lestari.

"Dengan begitu kita memiliki banyak konsep pilihan untuk masyarakat bertani dan menanam, baik untuk kebutuhan pasar atau rumah tangga dan bahkan kebutuhan sendiri. Sehingga di saat terjadi kenaikan harga itu bisa juga membantu menurunkan inflasi," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x