Cara Daftar Vaksin Covid-19 di Bogor, Kuotanya 600 Ribu Orang !

19 November 2020, 11:00 WIB
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), M. Budi Hidayat melakukan pengecekan terkait persiapan vaksinasi Covid-19 massal di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor pada akhir tahun ini. /Dok Prokompim

ISU BOGOR - Cara daftar vaksin antivirus Corona atau Covid-19 untuk warga Kota Bogor bisa perhatikan syarat-syarat berikut ini.

Diketahui, kuota untuk daftar vaksin Covid-19 ini adalah sebanyak 600 ribu orang.

Rencananya pemberian vaksin Covid-19 ini akan digelar pada Desember 2020, menunggu vaksin yang diimpor dari luar negeri tiba di tanah air.

Cara mendaftarnya yakni warga akan diberi nomor antrian untuk menunggu panggilan.

Sebelumnya warga diharapkan mengisi form yang ada dalam aplikasi Vaksin.

Selanjutnya pendaftaran, screening, vaksinasi.

Baca Juga: Anies Langsung Jadi Presiden usai Dipanggil Polisi, Rocky Gerung: Operasi Intelijen Berantakan

Baca Juga: Giliran Luhut Berkunjung ke AS Bertemu Donald Trump, Menhan AS Dipecat Usai Bertemu Prabowo

Baca Juga: Jokowi Siap Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Corona

Setelah selesai, warga yang diberi suntikan vaksinasi diharuskan menunggu selama 30 menit untuk melihat efek pasca vaksinasi.

Jika ada efek dimasukkan ke ruang KIPI (ruang khusus pasca vaksinasi). Jika tidak ada, langsung pulang.

Jumlah pemberian vaksin nantinya akan disesuaikan dengan jenis vaksin.

Jika yang diberikan adalah vaksin jenis Sinovac, maka pemberian vaksin akan diberikan dua kali dengan interval 14 hari.

Namun untuk saat ini, beum ada petunjuk teknis (juknis) pemberian vaksin, termasuk tanggal pasti dan jumlah vaksin yang akan diberikan di Kota Bogor.

Untuk saat ini, pemberian vaksin Covid-19 ini tak semua orang bisa mengikutinya.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor Sri Nowo Retno di posko satgas Covid, Senin 10 Agustus 2020 Chris Dale

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menjelaskan, sasaran vaksin adalah orang yang berusia 18-59 tahun.

Dengan estimasi 60 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Kota Bogor, kurang lebih ada 660 ribu sasaran.

Kemudian dari jumlah tersebut akan di screening kembali.

 "Yang tidak boleh diantaranya ibu hamil, yang memiliki komorbid. Ada sasaran prioritas juga, selain nakes, ada TNI/Polri dan pendidik. Untuk sasaran berikutnya adalah Satpol PP, ASN, PBI dan yang lainnya," kata Retno.

Sri Nowo Retno menjelaskan, total jumlah penduduk Kota Bogor adalah 1.112. 081 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berusia mulai dari 18 hingga 59 tahun yang merupakan sasaran vaksin ada sekitar 691.934 jiwa.

Sedangkan jumlah tenaga kesehatan (nakes) atau non nakes yang bekerja di fasilitas kesehatan jumlahnya mencapai 8.925 jiwa.

Baca Juga: Kerumunan Acara Habib Rizieq di Megamendung, Polisi: Bupati Bogor Bertanggung Jawab

Baca Juga: Kerumunan Acara Habib Rizieq di Megamendung, Ridwan Kamil Diperiksa Besok, Bupati Bogor Ditunda

Setelah menyasar nakes, lanjutnya, kemudian pemberian vaksin akan dilanjutkan pada TNI-Polri sejumlah 1.542 orang. Namun, jumlah tersebut belum mencakup semua anggota TNI-Polri di Kota Bogor.

Lalu, dilanjutkan pada garda terdepan pelayanan publik seperti Satpol PP, pemadam kebakaran, aparatur sipil negara (ASN) sejumlah 5.664 orang. Serta tenaga pendidik sejumlah 3.011 orang.

"Intinya vaksin akan diberikan secara bertahap sampai tahun 2022.

 

 

 

Sementara itu, Presiden Jokowi mengaku siap menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dalam simulasi vaksin di Puskesmas Tanahsareal, Kota Bogor.

Hal itu ia utarakan saat meninjau kesiapan Puskesmas Tanahsareal Kota Bogor yang ditunjuk jadi tempat simulasi vaksin Covid-19, Rabu, 18 November 2020.
 
Jokowi pun menyatakan siap bila dirinya yang pertama kali mendapatkan vaksin tersebut, untuk memberikan contoh kepada warga.
 
"Kalau ada yang tanya presiden di depan atau belakang? Kalau oleh pun diminta saya yang paling depan saya siap," katanya.
Presiden RI Jokowi. Instagram/@Jokowi
 
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan kalau vaksin tersebut hingga saat ini belum tiba di Indonesia. Namun Jokowi menyebut kalau vaksin Covid-19 bisa tiba di Indonesia pada Desember 2020.
 
Baik itu dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk bahan baku yang diolah oleh Biofarma.
 
Ia menerangkan, semua vaksin yang digunakan harus masuk ke dalam list-nya WHO.

Setelah vaksin masuk ke indonesia, masih ada tahapan yang harus dilakukan dan tidak bisa langsung diberikan ke warga.

"Masih ada tahapan lagi di BPOM karena kita memerlukan emergency use session hingga tahapan itu memerlukan waktu mungkin antara tiga mingguan. Setelah mendapatkan izin dari BPOM baru kita lakukan vaksinasi," ungkapnya.***

 

Editor: Yudhi Maulana Aditama

Tags

Terkini

Terpopuler