Jalan Otista Bogor Ditutup Tuai Pro-Kontra, Begini Respons Bima Arya

3 Mei 2023, 19:23 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya saat berbincang dengan masyarakat terkait Jalan Otista Bogor ditutup yang menimbulkan pro kontra. /Foto/Prokompim

ISU BOGOR - Jalan Otista Bogor ditutup menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang mendukung karena pembangunan jembatan dan pelebaran jalan di pusat kota itu bakal mengurai kemacetan.

Namun banyak juga yang mengecam karena rekayasa lalu lintas yang diberlakukan selama pelebaran jalan Otista Bogor itu menimbulkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan di Kota Bogor.

Bagi yang kontra bukan tanpa alasan mereka menolak rekayasa lalu lintas yang kini diterapkan Pemkot Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Hingga hari ketiga, kemacetan panjang terjadi pada pagi hari (07.00-08.00 WIB).

Baca Juga: Imbas Penutupan Jalan Otista Bogor, Bima Arya Minta Maaf: Arus Lalu Lintas Akan Kami Evaluasi

Suasana Jalan Otista Bogor Ditutup Foto/Prokompim Kota Bogor

Sementara bagi yang pro mengungkapkan Jembatan Otista tidak hanya digunakan warga Kota Bogor, tetapi warga luar Kota Bogor turut menggunakannya. Bahkan, menjadi jalur bagi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ketika pulang dan menerima tamu negara di Istana Bogor.

Pro Jalan Otista Bogor Ditutup

"Presiden RI pun lewat jalan ini. Makanya kita sebagai warga wajar jika sedikit banyak ikut berkorban untuk menyelesaikan revitalisasi jembatan ini, tidak jadi masalah," kata Zubaedi warga Bogor saat ditemui di Jembatan Otista.

"Lagian hanya sampai akhir tahun, sekitar 7 sampai 8 bulan. Memang dalam prosesnya aktivitas warga terdampak, khususnya ketika mau ke pasar yang harus berjalan lewat jalur lain. Ke Kampung Pulo Geulis tidak terlalu signifikan," kata Zubaedi.

Baca Juga: Jalan Otista Bogor Ditutup, Cek Rute Angkot Bogor Terbaru Berikut Ini

Suasana penutupan jalan Otista Bogor pada Senin malam 1 Mei 2023. Wali Kota Bogor Bima Arya meminta maaf kepada masyarakat. Foto/Prokompim Kota Bogor

Selanjutnya, Bagus, 37, warga RT 01 RW 08, Lebak Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor juga mendukung revitalisasi Jembatan Otista sehingga ke depan jembatannya menjadi lebih lebar dibanding kondisi yang ada saat ini sehingga arus lalu lintas akan menjadi lebih lancar.

"Harapan saya Bogor menjadi lebih lancar, sebelumnya macet banget apalagi dulu kan sempat dua arah. Sebagai warga, mendukung dengan adanya perubahan ini, dampak adanya ketidaknyamanan mah wajar, namanya juga pembangunan," ujarnya.

Bima Arya Ogah Non-aktifkan Sistem Satu Arah

Sementara itu bagi yang kontra, sebagian besar meluapkan protesnya di akun Instagram Wali Kota Bogor Bima Arya, Pemkot Bogor dan Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota.

Baca Juga: Jalan Otista Bogor Ditutup 1 Mei hingga 8 Desember 2023, Cek Rekayasa Lalu Lintasnya Biar Tak Terjebak Macet

"Warga Bogor, di hari pertama rekayasa lalu lintas terpantau terjadi kemacetan di beberapa titik. Terutama di Pajajaran menuju Ekalokasari dan arah Tugu Kujang menuju Jambu Dua," kata Bima Arya di Instagram pribadinya yang dikutip, Rabu, 3 Mei 2023.

"Banyak pertanyaan mengapa tidak diberlakukan kembali dua arah dan menonaktifkan SSA. Hal ini sulit diterapkan karena berdasarkan kajian, beban jalan akan jauh lebih padat ketika Jalan Jalak Harupat (Sempur) menjadi dua arah. Akan terjadi penumpukan kendaraan di Simpang Denpom," tambah Bima Arya.

"Langkah cepat yang diambil adalah menyesuaikan durasi traffic light, menambah petugas dan sterilisasi parkir di badan jalan. Tidak mungkin sampai akhir tahun kondisi seperti ini. Forkopimda akan terus memonitor di lapangan dan menampung aspirasi warga selama masa adaptasi rekayasa lalu lintas ini yang dapat disampaikan melalui website jembatanotista.kotabogor.go.id" pungkasnya.

Kontra Jalan Otista Bogor Ditutup

Menanggapi hal tersebut sebagian besar warga Bogor menyampaikan kritik dan sarannya. Bahkan banyak juga yang mendukung upaya orang nomor satu di kota hujan itu dalam mengatasi kemacetan.

"Akan terjadi penumpukan kendaraan di Simpang Denpom, terus penumpukan di titik lain gapapa? Asal jangan di Simpang Denpom deket kantor bapak? Nanya aja ini mah. Semoga ada solusi yang fair untuk banyak kalangan, bukan untuk segelintir kalangan. Love Bogor," kata netizen di kolom komentar Bima Arya @qei***.

"Kalau menurut bapa sempur dijadikan 2 arah akan menumpuk di denpom ? Apa kabar nya daerah yg lain pak ? Kenapa yg di pikirkan daerah itu saja ? Banyak waktu yang tersita dan bensin yg lebih boros akan kebijakan ini. Mohon di pertimbangkan kembali," balas netizen lainnya @aliffirda***.

"Kenapa ga dibalikin seperti dulu lagi? Ini muter muter gajelas, mending masyarakat pegang medsos. Liat itu contoh bapak tua pake motor, bapak sendiri jelasin bingung. Gimana masyrakatnya. Ini menyangkut seluruh warga bogor krna itu jalur vital. Kenapa pembangunan jembatan sampe selama 7 bulan? Sbnrnya proses lama itu saat bongkar aja, pemasangan bisa pake precast. Atau pake metode lain, cari kontraktor kompeten byk kok pak. Maaf pak, ini menyangkut seluruh masyarakat bogor. Bayangin pak, masyarakat bapak dipecat grgr kemacetan ini. Bossnya sih ga akan peduli tntng ini, kerja ya kerja. Klo ga bsa kerja, bossnya tinggal cari pekerja lain. Tolong dipikirkan matang matang lagi. Cari orang yg sangat konpeten di bidang ini, soalnya tadi saya liat juga kepala dinas pupr bukan dari teknik sipil atau dibidangnya," tambah netizen lainnya @nafhanisfah***.

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler