Duka Mendalam Anies Baswedan Atas Meninggalnya Mufti Muslim Sunni Damaskus

- 23 Oktober 2020, 21:42 WIB
Mufti Muslim Sunni Damaskus Syekh Muhammad Adnan Al Afyoun Meninggal Dunia Jadi Korban Bom Dalam Mobil di dekat ibu kota negaranya.
Mufti Muslim Sunni Damaskus Syekh Muhammad Adnan Al Afyoun Meninggal Dunia Jadi Korban Bom Dalam Mobil di dekat ibu kota negaranya. /Akun Twitter @aniesbaswedan/Linna Syahrial

ISU BOGOR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuliskan duka mendalam di akun Twitternya @aniesbaswedan atas meninggal dunia Mufti Muslim Sunni Damaskus Syekh Muhammad Adnan Al Afyoun ketika mobilnya menjadi sasaran bahan peledak di pedesaan dekat Damaskus, Kamis, 22 Oktober 2020.

"Pagi ini kabar duka itu datang. Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni berpulang ke Rahmatullah. Mufti Agung Damaskus itu wafat setelah luka parah akibat bom di mobilnya. Dini hari yang kelam di Damaskus. Duka mendalam bagi semua," tulisnya sambil mengunggah pula foto saat sempat bertemu dengan ulama Damaskus tersebut.

Dalam foto itu, Anies nampak berbincang dengan Syekh Muhammad Adnan Al Afyoun di dalam salah satu masjid, tertulis berlokasi di Balaikota (Jakarta), 18 Januari 2019.

Baca Juga: 3 Game dengan Alur Cerita yang Menarik, The Last of Us, San Andreas, God of War

 

Dikutip IsuBogor.com dari Reuters, ratusan pelayat termasuk menteri urusan agama Suriah menghadiri pemakaman di Damaskus pada hari Jumat untuk ulama Muslim negara bagian itu, yang tewas dalam pemboman di dekat ibu kota.

Afiouni memainkan peran besar dalam apa yang pemerintah gambarkan sebagai upaya rekonsiliasi dengan kelompok bersenjata yang menguasai beberapa pinggiran kota Damaskus selama perang saudara selama sembilan tahun di negara itu, tetapi kemudian dipukul mundur oleh pasukan pemerintah.

Dia adalah seorang sarjana konservatif terkemuka yang berkhotbah melawan radikalisme Sunni dan Ikhwanul Muslimin, yang mengangkat senjata melawan ayah presiden saat ini, Hafez al-Assad.

“Dia membantu mengkonsolidasikan cengkeraman (keluarga Assad) pada kekuasaan selama perang melawan Ikhwanul Muslimin dan kemudian tren Salafi,” kata Waeil Olwan, seorang ilmuwan politik dan sarjana di lembaga pemikir al Jusoor yang berbasis di Istanbul yang berfokus pada studi Suriah .

Halaman:

Editor: Linna Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x