Dua Warga Kudus Tewas Setelah Tertimbun Longsor Tebing 10 Meter

- 12 Oktober 2020, 22:27 WIB
Peristiwa tanah longsor terjadi di Dukuh Keben, Desa Soco, RT 03 RW 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Senin 12 Oktober pagi
Peristiwa tanah longsor terjadi di Dukuh Keben, Desa Soco, RT 03 RW 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Senin 12 Oktober pagi /BNPB

 

ISU BOGOR  - Peristiwa tanah longsor terjadi di Dukuh Keben, Desa Soco, RT 03 RW 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Senin 12 Oktober pagi. Dua orang dilaporkan tewas di tempat setelah tertimbun longsor dari tebing setinggi 10 mater.

Menurut laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, bencana tersebut memakan dua korban jiwa berusia 19 tahun dan 20 tahun dengan jenis kelamin laki-laki.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keteranya, adapun kronologi kejadian yang berhasil dihimpun, sebelumnya terdapat empat pekerja yang sedang membuat pondasi terasiring.

Baca Juga: Pandemi Corona, Pilkada Serentak Bisa Ditunda Bila Ada Kejadian Luar Biasa 

“Sebelum kejadian, salah satu pekerja sempat merasakan adanya getaran tanah dari bagian atas. Selang beberapa saat akhirnya terjadi longsoran tanah dari ketinggian kurang lebih 10 meter,” katanya dalam siaran pres yang diterima ISU BOGOR

Pada saat peristiwa tersebut terjadi, dua korban tidak sempat menyelamatkan diri dan tertimbun material longsoran sedalam dua meter.

Petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Kudus, Relawan FRPB, TNI, Polri, PMI bersama masyarakat sekitar berhasil mengevakuasi kedua korban pada pukul 11.30 WIB. Selanjutnya, kedua korban diantarkan ke rumah duka dan dilakukan autopsi.

Baca Juga: Ingat, Besok Iphone 12 Resmi Dijual Harganya Rp14 Juta 

Waspada Gerakan Tanah

Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan rilis terkait fenomena gerakan tanah yang terjadi pada bulan September dan Oktober 2020.

Menurut PVMBG, potensi pergerakan tanah sebelumnya banyak terjadi di wilayah timur Indonesia dan mulai meluas ke sejumlah wilayah di Indonesia seperti sepanjang Pulau Sumatera di bagian barat dari Aceh hingga Lampung, Jawa, Kalimantan Barat di bagian timur, Kalimantan Tengah bagian tengah, Kalimantan Timur bagian tengah dan Kalimantan Utara.

Dalam dua bulan terakhir, PVMBG juga telah mencatat adanya peristiwa gerakan tanah mulai dari Kabupaten Tabanan di Bali pada Sabtu 10 Oktober, Kabupaten Aceh Jaya di Aceh pada pukul 10.30 WIB, Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat pukul 01.00 WIB. 

Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat pada Kamis 8 Oktober 2020 pukul 18.30 WITA dan Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan pada Jumat 9 Oktober 2020 pukul 04.00 WITA.

Baca Juga: Hotman Paris Emosi Saat Ingatkan Jokowi Soal UU Omnibus Law Cipta Kerja Ada Netizen yang Asbun 

Menurut analisa sementara, terjadinya gerakan tanah tersebut dipicu oleh sejumlah faktor seperti lereng yang curam, terdapat retakan di atas bukit tanah pelapukan yang tebal dan labil, adanya saluran drainase yang kurang baik dan terjadinya hujan lebat sebelum dan saat terjadi gerakan tanah.

Melihat adanya laporan kebencanaan dari BPBD Kabupaten Kudus dan hasil pemetaan potensi gerakan tanah dari PVMBG, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan rekomendasi kepada para pemangku kebijakan di daerah mulai tingkat provinsi hingga desa/kelurahan agar dapat melakukan upaya kesiapsiagaan dan meningkatkan kapasitas masyarakat.

Baca Juga: PSBB Jakarta, Resepsi Pernikahan Dilarang tapi Bioskop Boleh Buka 

Pihak pemerintah daerah setempat juga diharapkan dapat membangun penguatan lereng pada area longsoran atau membuat lereng berjenjang untuk meningkatkan kestabilan lereng.

Di samping itu, dapat juga melalui upaya pencegahan jangka panjang dengan melestarikan vegetasi berakar kuat dan dalam di daerah berlereng terjal.

Kemudian, yang lebih penting, pemerintah daerah juga diminta agar meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai daerah rawan longsor dengan memasang rambu-rambu peringatan sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.

Baca Juga: Bogor Perpanjang Masa PSBB AKB 2 Minggu, Ojol Boleh Bonceng Penumpang Maksimal Pukul 10 Malam 

Selanjutnya, bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar lokasi bencana dan para pengguna jalan agar lebih waspada terhadap longsor susulan terutama pada saat hujan turun dalam waktu lama. ***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah