Rusia Setujui Penggunaan Vaksin Corona Berteknologi Canggih, Virolog Terkesan Tapi Tak Terkejut

- 1 Agustus 2020, 09:56 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. //Pexels/cottonbro

Vaksin mana pun yang berakhir sebagai yang pertama kali disetujui dan diproduksi dalam skala besar, para pengamat senang dengan kecepatan reaksi komunitas ilmiah terhadap pandemi tersebut.

"Anda dapat membayangkan hal-hal terjadi dengan sangat cepat dengan beberapa (vaksin) ini," kata Prof John Oxford, seorang profesor virologi emeritus di University of London itu.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang, KCI Tambah 5 Perjalanan KRL Commuterline

“Anda bisa mengatakan ...‘ Kami mendapat respons kekebalan, mari kita bergerak. ’Saya akan puas memilikinya. Saya sangat senang dan terkesan pada kecepatan di mana segala sesuatu telah bergerak.

Sekadar diketahui, pengembangan vaksin di Institut Penelitian Gamaleya Epidemiologi dan Mikrobiologi di ibukota Rusia telah dibiayai oleh Dana Investasi Langsung Rusia yang dikontrol pemerintah.

Lebih lanjut Prof Oxford mengungkapkan seperti kebanyakan, program vaksin Rusia menggunakan teknologi vaksin yang ada untuk mengubah coronavirus baru. Ini didasarkan pada versi virus flu biasa, yang disebut adenovirus, yang direkayasa secara genetis untuk menghasilkan protein permukaan atau protein lonjakan dari coronavirus baru. Protein lonjakan ini menstimulasi respons imun yang seharusnya melindungi terhadap virus corona.

Baca Juga: Idul Adha, Ada Penambahan 10 Kasus Positif Covid-19 di Bogor Raya

Sementara itu, ahli virologi lainnya dari University of Reading di Inggris, Prof Ian Jones menyatakan fakta bahwa vaksin Rusia didasarkan pada teknologi yang dipahami dengan baik berarti kemungkinan tidak akan menimbulkan bahaya. "Karena semua pekerjaan yang dilakukan pada vektor (adenovirus), saya pikir itu mungkin aman," katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan The National, Kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia, Kirill Dmitriev, mengatakan ia berharap vaksin itu menjadi yang pertama dari lebih dari 100 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia yang akan disetujui.

Mr Dmitriev mengatakan vaksin, yang dia sendiri telah disuntik, merangsang produksi antibodi pada semua yang diuji dalam fase 1 dan 2 uji klinis. Pembaruan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia - yang dirilis pekan ini - menunjukkan ada 25 vaksin potensial yang menjalani uji klinis, ditambah 139 dalam evaluasi praklinis.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah