Perkenalkan Bathynomus, Sang Kecoa Raksasa si Pemakan Daging

- 19 Juli 2020, 13:59 WIB
Sang Kecoa Raksasa si Pemakan Daging  yang ditemukan di Selat Sunda
Sang Kecoa Raksasa si Pemakan Daging yang ditemukan di Selat Sunda /




ISU BOGOR - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan telah menemukan hewan krustasea (udang-udangan) jenis baru di Selat Sunda pada kedalaman 1 kilometer pada Rabu 17 Juli 2020 disebut sebagai Kecoak Raksasa. Kecoak ini pun diketahui pemakan daging.

Bagi sebagian orang takut kecoak darat yang ukurannya sebesar jempol, yang lebih bikin bergidik daripada melihat kecoak adalah melihat kecoak raksasa sebesar lobster.

Nama resminya Bathynomus raksasa karena ia masuk genus Bathynomus dan berukuran besar. Hewan ini ditemukan oleh ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES), kolaborasi LIPI dan National University of Singapore pimpinan Dwi Listyo Rahayu dan Peter Ng, pada 2018 di Selat Sunda.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Jawab, Perlukah Indonesia Berhutang?

Temuan ini kemudian dipublikasikan di jurnal ZooKeys pada 8 Juli 2020. Kata 'raksasa' disepakati LIPI dan NUS sebagai nama belakang hewan ini karena ia ditemukan di perairan Indonesia.

Ada enam ekor Bathynomus raksasa yang ditemukan Tim Ekspedisi SJADES. Posisinya saat ini, peneliti baru bisa mengidentifikasi dua ekor, satu jantan sepanjang 36,3 cm, satunya betina sepanjang 29,8 cm. Empat lainnya belum diketahui karena belum dewasa.

"Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus," kata Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Conni Margaretha Sidabalok dalam keterangan tertulis LIPI.

Dengan penemuan ini, maka spesies Bathynomus bertambah dari 19 menjadi 20 anggota.

Baca Juga: Sapardi Djoko Berpulang, 'Aku Mencintaimu Dengan Sederhana'

Si kecoak raksasa adalah pemakan daging namun tidak berburu. Ia cenderung memakan daging sisa makanan cumi-cumi, ikan, atau hewan laut lain.

Bathynomus sendiri adalah kategori makhluk laut yang berkerabat dengan kepiting dan udang, namun tidak memiliki cangkang/punggung keras sebagai pelindung organ. Kata LIPI, Bathynomus raksasa sekilas mirip kerabatnya yang lebih dulu ditemukan: Bathynomus giganteus dan Bathynomus lowry. Namun, perbedaan sang kecoak raksasa dengan kedua jenis Bathynomus tersebut ada pada karakter antena, organ ujung kepala, tekstur tubuh, dan duri di ekor.

"Spesimen tersebut tidak dapat kami identifikasi ke tingkat jenis karena karakter diagnostik jenis biasanya belum berkembang pada tahap pra-dewasa atau lebih muda. Tetapi yang pasti spesimen ini (yang lebih dulu ditemukan) bukan Bathynomus raksasa karena adanya perbedaan bentuk ekor, ekor samping, dan duri ekor," jelas Conni.

Baca Juga: Pro-Kontra Anak Jokowi, Gibran Manggung Politik Jadi Wali Kota Solo

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi berharap penemuan penting ini semakin menarik perhatian banyak orang terkait keberagaman ekosistem laut Indonesia yang masih belum terungkap banyak. Apalagi, para taksonom juga berkejaran dengan waktu sebagai garda terdepan menekan laju kepunahan hayati laut.***

Editor: Chris Dale

Sumber: LIPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x