Potensi Wabah Baru Bakal Sering Terjadi, Indonesia di Minta Segera Ambil Tindakan

- 8 Juli 2020, 00:35 WIB
LOGO PBB.* KEMLU
LOGO PBB.* KEMLU /

Hal ini menjadi salah satu faktor yang menjelaskan munculnya SARS-CoV dan SARS-COV-2 di Asia Timur serta, penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang ditularkan melalui unta ke manusia, yang mengalami transisi produksi unta dari ekstensif ke sistem produksi intensif. Di mana awal mulanya diidentifikasi terjadi di Arab Saudi, yang sekarang telah menyebar ke 27 negara.

Baca Juga: CEK FAKTA : Cara Disuntik, Tenaga Medis di Jawa Timur Sengaja Tularkan Covid-19

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan hasil temuan PBB. Salah satunya Act for Farmed Animals, LSM yang mengadvokasi pola makan berbasis nabati.

"Kita tentunya akan hidup lebih berkelanjutan dan aman jika bukan karena protein hewani. Kita tidak bisa lagi bergantung sepenuhnya pada sistem pangan yang mengancam ekosistem dan kesehatan kita," ungkap Koordinator Kampanye Act for Farmed Animals.

Bahkan, pihaknya meluncurkan kampanye “Sebelum Terlambat” yang meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil aksi dalam mencegah wabah di masa depan dengan menghentikan deforestasi, menyetop penggunaan tidak bertanggung jawab obat-obatan yang digunakan di peternakan hewan dan mengubah sistem pangan yang tidak terlalu bergantung pada operasi intensif peternakan.

"Hal yang sama dilakukan oleh UNEP dengan pendekatan “one health”, sebagai metode yang menekankan pada pemahaman hubungan yang kompleks antara lingkungan, keanekaragaman hayati, masyarakat, dan penyakit manusia dengan menyatukan kesehatan publik, serta ilmu kedokteran hewan dan juga lingkungan. Hal tersebut penting, menurut PBB, bukan hanya untuk merespon wabah masa depan juga untuk mencegah wabah baru," pungkasnya.***

 

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x