“Berapa lama ini akan berlangsung? Saya telah mendengar perkiraan antara empat tahun dan 20 tahun. Saya tidak tahu tapi saya pesimis."
Dalam sebuah pernyataan bersama yang diterbitkan pada hari Jumat, para menteri ASEAN mengatakan mereka “sangat kecewa” dengan kemajuan yang terbatas dan kurangnya komitmen oleh otoritas militer Myanmar dalam melaksanakan rencana perdamaian lima poin.
"Kami secara ekstensif membahas perkembangan terakhir di Myanmar dan menyatakan keprihatinan kami atas krisis politik yang berkepanjangan ... termasuk eksekusi empat aktivis oposisi," tambah pernyataan itu.
Para menteri ASEAN merekomendasikan untuk menilai kemajuan dalam implementasi rencana perdamaian pada bulan November selama KTT ASEAN dan memutuskan langkah selanjutnya.
Baca Juga: Soal Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan, Rusia: Kami Berdiri Dalam Solidaritas Mutlak dengan China
“Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai, dan konstruktif, termasuk dalam pengiriman bantuan kemanusiaan,” kata pernyataan itu.
Menanggapi pertanyaan dari media tentang bagaimana ASEAN akan mendefinisikan dan mengukur kemajuan sebelum KTT pada bulan November, Dr Balakrishnan mengatakan bahwa blok tersebut sedang “merumuskan beberapa opsi” yang akan dibahas ketika para pemimpin bertemu, tetapi menambahkan bahwa dia tidak bebas untuk mengungkapkan apa pilihan ini.
"Saya tetap pesimis tentang tekanan tambahan apa yang akan dilakukan. Pada akhirnya, mereka harus melihat bahwa ini adalah jalan buntu dan satu-satunya cara negara dapat bergerak maju adalah dengan rekonsiliasi nasional."***