Network
Sejak menempatkan pasukan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada akhir Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengacungkan senjata nuklir dalam invasnyai Ukraina.
Putin memperingatkan mereka yang ikut campur akan melihat konsekuensi yang tidak pernah ditemui dalam sejarah.
Sebagaimana dilansir dari Express UK, Rabu 18 Mei 2022, bom nuklir digambarkan sebagai senjata paling berbahaya di dunia, tetapi seberapa luas dampaknya jika salah satunya diledakkan?
Hingga Maret 2022, dilaporkan ada sekitar 12.660 senjata nuklir yang beredar dan menurut Statista, hampir 90 persen di antaranya terbagi antara dua negara, Rusia dan Amerika Serikat.
Terlepas dari volume massa yang beredar, hulu ledak ini jarang digunakan karena tingkat kehancuran yang dapat mereka presipitasikan.
Baca Juga: Rusia Tegaskan Penggunaan Senjata Nuklir akan Dibenarkan Jika Terjadi Ancaman Eksistensial
Faktanya, satu-satunya serangan nuklir yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan oleh AS selama Perang Dunia Kedua, ketika AS meledakkan dua bom di atas kota Nagasaki dan Hiroshima di Jepang pada tahun 1945.
Perkiraan korban tewas untuk serangan ini diperkirakan sekitar 140.000 di Hiroshima, dan setidaknya 74.000 di Nagasaki, dengan ribuan sekarat minggu, bulan dan tahun setelah peristiwa dari penyakit radiasi; menunjukkan betapa dahsyatnya efek ledakan.
Terlepas dari ancaman Rusia yang menjulang, banyak ahli mengatakan bahwa peristiwa Putin yang benar-benar menggunakan bom nuklir sangat tidak mungkin - tetapi tidak sepenuhnya mustahil.
