Network
ISU BOGOR - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan negaranya tidak punya pilihan lain selain beralih ke mata uang nasionalnya, rubel Rusia, dalam perdagangan gas dengan negara-negara Barat.
Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari 2008-2012 dan saat ini menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin bahwa perdagangan gas harus menggunakan rubel.
Medvedev menyinggung rencana untuk menghapus energi Rusia yang disuarakan oleh beberapa negara Eropa bahwa, dalam jangka pendek, skenario seperti itu tidak mungkin terjadi, karena itu akan berdampak buruk bagi Eropa sendiri.
Dilansir dari Russia Today, Jumat 25 Maret 2022, pejabat itu mengklaim bahwa AS, yang awalnya tidak terlalu bergantung pada pasokan energi Rusia, sudah merasakan beban setelah keputusannya untuk berhenti membeli minyak Rusia.
Menurut Medvedev, kenaikan harga di pompa bensin di Amerika, dengan harga bahan bakar "pada rekor tertinggi saat ini," akan merusak peringkat persetujuan Joe Biden.
Baca Juga: Menlu Sergei Lavrov: Barat Mendeklarasikan Perang Total Hibrida di Rusia
Namun, Moskow tidak memiliki ilusi mengenai fakta bahwa cepat atau lambat negara-negara Barat akan beralih ke sumber energi lain.
Medvedev mencatat bahwa Rusia melihat pasar Asia di lingkungan saat ini dan mencari cara untuk mendiversifikasi pasokannya .
Mantan presiden menyimpulkan bahwa selama uang Eropa mengalir masuk, Rusia akan terus menggunakan sumber pendapatan ini.
Baca Juga: Mantan Presiden Rusia Tegaskan Amerika Bukan Lagi Penguasa Planet Bumi
