ISU BOGOR - Vladimir Putin mulai lancarkan aksi balas dendam atas sanksi barat terhadap negaranya dengan menerapkan pembayaran gas menggunakan rubel.
Akibatnya, harga gas Eropa melonjak tajam pada hari Rabu setelah Presiden Rusia mengatakan negara-negara "tidak ramah" harus membayar gas dalam rubel.
Beberapa negara Eropa, seperti Inggris dan Belanda, melihat harga grosir gas mereka naik 30 persen.
Baca Juga: Putin Balas Sanksi Barat, Eropa Akan Dipaksa Bayar Gas Rusia Gunakan Rubel
Rubel juga naik menjadi 97,7 terhadap dolar, meskipun masih 22 persen di bawah nilainya sebelum perang.
Tindakan ini terjadi setelah Putin mengumumkan gas yang harus dibayarkan dalam rubel sebagai pembalasan atas sanksi yang diberikan Barat terhadap Rusia.
"Negara-negara yang tidak bersahabat" termasuk AS, anggota Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Swiss, dan Ukraina.
Baca Juga: Inggris Prediksi Ukraina Menang Lawan Rusia, Pasukan Putin Bakal Terkepung
Putin mengatakan negara-negara ini telah membuat "keputusan tidak sah tentang apa yang disebut pembekuan aset Rusia" dan "tidak masuk akal" untuk memberikan barang dan tidak menerima pembayaran dalam rubel.
Sekada diketahui, Eropa mendapat 40 persen gas alamnya dari Rusia, sementara AS telah mengumumkan akan menghentikan impor minyak Rusia.