Putin Coba Hancurkan Identitas Ukraina, Ini Kata Sejarawan Spesialis Uni Soviet

- 4 Maret 2022, 16:30 WIB
Putin Coba Hancurkan Identitas Ukraina, Ini Kata Sejarawan Spesialis Uni Soviet
Putin Coba Hancurkan Identitas Ukraina, Ini Kata Sejarawan Spesialis Uni Soviet /Reuters

Selama periode antar perang, Polandia dan Jepanglah yang mengobarkan masalah di Ukraina. Selama Perang Dunia II, itu adalah Jerman.

Selama Perang Dingin, itu adalah Amerika, dan sekarang tentu saja, Amerika sekali lagi. Tidak akan ada masalah dengan Ukraina.

"Mereka tidak akan pernah mengidentifikasi diri mereka sebagai berbeda dari Rusia jika bukan karena fakta bahwa kekuatan jahat dari luar menyebabkan masalah di Ukraina," jelasnya.

Jadi pada akhirnya, kata dia, tujuannya adalah untuk membawa semua orang Ukraina dan Belarusia ke dalam pangkuan Rusia. Dan orang mengharapkan, jika tren baru-baru ini berlanjut, bahwa sejauh mana orang Belarusia, juga, akan memiliki identitas yang terpisah dari Rusia kemungkinan akan menurun.

"Dan pada titik tertentu, Anda tahu, bahkan jika mereka tidak menggabungkan kedua negara, secara resmi, akan sangat sulit untuk membedakan di mana Belarus dimulai dan di mana Rusia berakhir.

"Dan tebakan saya, itulah yang ingin dia lakukan dalam kasus Ukraina. Yang berarti, tentu saja, dia harus melenyapkan semua individu yang memiliki identitas Ukraina yang terpisah," paparnya.

Sekarang, masalahnya, lanjut dia adalah bahwa menurut pandangan Putin yang agak gila tentang Ukraina, dia pikir itu hanya segelintir pembuat onar.

Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh peristiwa baru-baru ini, hampir seluruh penduduk Ukraina menganggap dirinya sebagai orang Ukraina dan berbeda dari orang Rusia.

"Jadi jika Putin serius ingin melenyapkan orang-orang yang terpisah dan ingin tetap terpisah dari Rusia, maka satu-satunya cara yang bisa dia lakukan adalah dengan genosida," ungkapnya.

Maka dari itu, kata dia, bagi Putin hal ini sangat mengganggu. Meski demikian, dirinya tidak mengatakan ini pasti akan terjadi.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Foreign Policy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah