Usai AS Hengkang, China Siap Invasi Ekonomi Afghanistan

- 25 Agustus 2021, 20:02 WIB
Ilustrasi Afghanistan.AS Hengkang, China Siap Invasi Ekonomi Afghanistan
Ilustrasi Afghanistan.AS Hengkang, China Siap Invasi Ekonomi Afghanistan /Pixabay/ ErikaWittlieb

Dalam skenario kasus terburuk, itu bisa memotong perusahaan yang beroperasi di Afghanistan dari sistem perbankan global - seperti halnya bagaimana Barat memberikan sanksi kepada Iran, yang bisa menjadi "jerami terakhir" yang memaksa perusahaan besar China keluar dari negara itu, kata para analis.

"Tanpa panduan kebijakan, berinvestasi di Afghanistan sangat berisiko dan tidak hemat biaya. Misalnya, dana untuk membangun proyek jalan raya dipinjamkan dari Bank Pembangunan Asia, tetapi kami bahkan tidak mendapatkan satu sen pun," kata juru bicara itu.

Seorang karyawan China Metallurgical Group Corp (MCC Group) juga mengatakan kepada Global Times pada hari Senin bahwa perusahaan sedang mengevaluasi kemungkinan sanksi oleh AS dan negara-negara G7 lainnya.

Proyek tambang tembaga di Mes Aynak, dimana MCC Group memenangkan hak eksploitasi pada tahun 2007, adalah salah satu proyek investasi China yang terkenal di Afghanistan.

Proyek pertambangan belum dimulai karena dua dekade kekacauan yang disebabkan oleh pendudukan militer AS, serta kebutuhan untuk menghapus ranjau darat.

"Sehingga hanya beberapa lusin staf di pangkalan penelitian lokal yang ada di sana untuk melakukan pekerjaan persiapan,"

"Kami telah terlibat dalam pembangunan Afghanistan selama bertahun-tahun. Tetapi [sanksi] adalah sesuatu di luar jangkauan kami sebagai perusahaan," kata karyawan itu, yang menyebutnya keamanan menjadi masalah lain.

Anggota staf Grup MCC menambahkan bahwa dia berharap dengan transisi kekuasaan, kepemimpinan baru akan mengumumkan langkah-langkah untuk melanjutkan dan mendorong proyek tersebut.

Sementara investasi negara besar China di Afghanistan mengalami pembekuan di tengah ketidakstabilan politik yang berkepanjangan, pengusaha swasta China menunjukkan sikap yang lebih moderat, terutama setelah kepemimpinan Taliban menawarkan perdamaian yang telah meyakinkan investor kecil dan menengah China.

"Kami melihat anggota Taliban di setiap jalan dan blok... Ketika mereka mendengar tentang rintangan bisnis di China Town, mereka akan mengirim pejabat tingkat tinggi, menanyakan kesulitan dan bagaimana mereka dapat membantu. Mereka mengatakan bahwa orang China adalah teman, dan tidak perlu takut untuk bertanya apakah mereka mengalami masalah," Yu Minghui, direktur Komite Promosi Perdagangan dan Ekonomi Arab China, mengatakan kepada Global Times pada hari Senin.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x