Gedung Berusia 40 Tahun di AS Runtuh, 159 Orang Hilang

- 25 Juni 2021, 23:09 WIB
Tangkapan layar foto gedung kondominium berusia 40 tahun di Miami, Florida, Amerika Serikat runtuh.
Tangkapan layar foto gedung kondominium berusia 40 tahun di Miami, Florida, Amerika Serikat runtuh. /Chrisdale/Reuters



ISU BOGOR - Sebuah gedung kondominium yang berusia 40 tahun runtuh begitu saja diduga karena penurunan tahan di Kota Miami, Negara Bagian Florida, Amerika Serikat pada Pada Kamis, 24 Juni 2021 pagi.

Kejadian tersebut menyebabkan 159 orang belum ditemukan dan 4 korban tewas.

Walikota Miami-Dade Daniella Levine Cava mengatakan kepada wartawan 4 orang korban tewas itu, tiga mayat ditarik dari reruntuhan. Satu orang lainnya dilaporkan meninggal pada Kamis.

 

Baca Juga: Prancis Tetap Waspadai Turki Soal Ketegangan yang Mereda dengan NATO



Dade menyebutn mengatakan jumlah orang yang diduga hilang telah meningkat dari 99 orang awalnya, menjadi 159 orang.

"Saya berdoa untuk keajaiban," Seorang korban, Rachel Spiegel, yang ibunya Judy Spiegel hilang, mengatakan kepada CNN pada hari Jumat.

Terakhir kali Spiegel berkomunikasi dengan ibunya adalah Rabu malam, ketika ibunya dengan bersemangat mengirim sms kepadanya bahwa dia telah membeli gaun online untuk putri Spiegel, cucunya.

 

Baca Juga: Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar Antikudeta Dibekuk Militer, Senjata Disita



Beberapa jam kemudian, Kamis pagi, sebagian besar kondominium Champlain Towers South di Surfside, sebuah kota pulau penghalang di seberang Biscayne Bay dari kota Miami, runtuh ke tanah, kata pihak berwenang.

"Gaun itu sudah dikirim dan saya hanya ingin ibu saya memberikannya kepadanya," kata Rachel Spiegel kepada CNN, sambil menyeka air matanya.

Asisten Kepala Pemadam Kebakaran Miami-Dade Ray Jadallah mengatakan pada hari Jumat bahwa penyelamat telah mendengar suara di puing-puing semalam, bisa karena jatuh atau hanya orang-orang yang mengetuk.

 

Baca Juga: Inggris Tak Mau Akui Klaim Rusia Atas Krimea Meski Bisa Picu Perang Dunia 3



Video yang diambil oleh kamera keamanan di dekatnya menunjukkan seluruh sisi gedung tiba-tiba terlipat menjadi dua bagian, satu demi satu, sekitar pukul 1:30 pagi (0530 GMT) pada hari Kamis, mengeluarkan awan debu.

"Kami mendengarkan suara, suara manusia, dan ketukan," kata Jadallah, saat tim penyelamat menggunakan sekop dan palu untuk menggali terowongan di bawah puing-puing untuk menemukan kantong di mana para penyintas bisa berada.

Mariela Porras, seorang teman dari wanita yang tinggal di gedung itu bersama putrinya yang masih kecil dan sekarang hilang, mengatakan dia tidak meninggalkan harapan bahwa keduanya masih hidup di bawah reruntuhan.

"Saya bimbang antara harapan dan saya patah hati," kata Porras kepada CNN.

Halaman:

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah