Ledakan Misterius Sasar Pro Militer Myanmar, 2 Orang Tewas, 6 Orang Terluka

- 19 Juni 2021, 08:52 WIB
PABRIK DIBAKAR - Belasan pabrik China di Myanmar dibakar oleh massa menyusul eforia anti-China karena dianggap mendukung rezim junta. Pemerintah Tiongkok pun mendesak  pihak rezim untuk melindungi aset-asetnya./FOTO:  6PARK NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/
PABRIK DIBAKAR - Belasan pabrik China di Myanmar dibakar oleh massa menyusul eforia anti-China karena dianggap mendukung rezim junta. Pemerintah Tiongkok pun mendesak pihak rezim untuk melindungi aset-asetnya./FOTO: 6PARK NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /6PARK NEWS

ISU BOGOR - Dua hari berturut-turut ledakan misterius terjadi di tempat-tempat pejabat pro militer Myanmar yang menggulingkan pemimin terpilih Aung San Suu Kyi.

Melansir Reuters, pada Jumat, 18 Juni 2021 satu unit truk militer Myanmar tiba-tiba meledak di dekat kantor partai politik yang didukung tentara di kota terbesar negara itu.

Ditulis situs berita Irrawaddy dan media Khit Thit, mengutip para saksi, truk yang meledak itu diparkir di luar kantor Union Solidarity and Development Party (USDP) di kotapraja Tamwe Yangon.

USDP secara luas dilihat sebagai proksi politik militer.

 

Baca Juga: Israel Akan Kirim Vaksin Covid-19 Hampir Kadaluarsa ke Palestina, Kelompok HAM Protes

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar Memasuki Perang Politik, Pembantaian 25 Warga Sipil Viral Dituduhkan ke Kelompok Etnis

 

Gambar dan rekaman video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan asap tebal mengepul dari truk yang dilalap api sekitar tiga kali tingginya.

Media lokal melaporkan seorang pejabat penyelamat senior mengatakan 2 orang tewas dan 6 terluka.

Ledakan di kota-kota besar dan kecil di seluruh Myanmar kini menjadi lebih sering, sejak militer berjuang untuk menegakkan ketertiban setelah kudeta 1 Februari terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Sepertinya, simbol kekuasaan militer telah menjadi target utama. Sementara junta menyalahkan kejadian-kejadian itu berhubungan dengan 'teroris' yang memiliki hubungan dengan pemerintah Suu Kyi yang digulingkan.

 

Baca Juga: Kekerasan Memburuk! Diplomasi PBB Melalui ASEAN Kurang Manjur, Militer Myanmar Dianggap 'Ngeyel'

 

Wakil ketua Komite Penyelamatan YangonWin Thu, mengatakan ada dua ledakan di daerah yang sama dalam beberapa menit satu sama lain.

Pertama menewaskan seorang tentara dan yang kedua menewaskan seorang penumpang di dalam taksi.

Lima anggota pasukan keamanan dan sopir taksi terluka.

“Kami tidak tahu siapa yang melakukannya. Kami baru saja mengambil mayat yang terluka dan mati menggunakan ambulans kami seperti yang diminta. Kami mengirim orang yang terluka ke rumah sakit," kata Win Thu kepada Reuters.

 

Baca Juga: Korea Utara Mulai Kekurangan Pangan Akibat Penutupan Perbatasan Tiongkok yang Berkepanjangan

 

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan tersebut. Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Tidak dipungkiri, pejabat lokal yang ditunjuk oleh junta telah menjadi sasaran pembunuhan. Banyak dari mereka adalah anggota USDP, partai yang dibentuk oleh militer sebelum menyerahkan kekuasaan pada tahun 2011.

USDP mengajukan banyak keluhan penipuan kepada pihak berwenang setelah dikalahkan oleh partai Suu Kyi dalam pemilihan November 2020.

Militer menganggap keluhan itu valid dan diabaikan sehingga kemudian merebut kekuasaan pada Februari 2021.

 

Baca Juga: Iran Tidak Akan Mentolerir Campur Tangan Program Rudal dan Nuklir

 

Laporan media lokal Myanmar Now Insiden hari Jumat,18 Juni 2021 itu, menyusul ledakan beberapa kilometer jauhnya di Bahan Township pada hari Kamis, 17 Juni 2021 di lokasi pembangunan proyek kondominium mewah 68 Residence.

Proyek tersebut dimiliki oleh suami Thet Thet Khine, seorang pengusaha wanita dan mantan sekutu Suu Kyi yang diangkat menjadi menteri kesejahteraan sosial oleh junta beberapa hari setelah kudeta.

 

Baca Juga: Kesehatan Kim Jong Un Jadi Sorotan, Pengamat Korea Utara: Pertanda 'Tidak Baik'

 

Thet Thet Khine tidak menanggapi panggilan telepon yang meminta komentar pada hari Jumat.

Myanmar Now menyebut kelompok lokal bernama Yangon Urban Guerrilla Group telah mengaku bertanggung jawab atas ledakan hari Kamis itu.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah