China Sebut Tudingan Kebocoran Lab Covid-19 Sama Dengan Kebohongan Tentang Senjata Pemusnah Massal Irak

- 8 Juni 2021, 18:27 WIB
Ilustrasi bendera China
Ilustrasi bendera China /wikimedia commons

ISU BOGOR - Kedutaan Besar China di Amerika Serikat (AS) mengecam tuduhan tidak berdasar soal pandemi Covid-19 akibat kebocoran dari laboratorium di Wuhan. Tuduhan tersebut sama seperti tudingan palsu soal senjata pemusnah massal di Irak.

“Asal usul COVID-19 adalah masalah sains dan harus dipelajari bersama oleh para ilmuwan di seluruh dunia, daripada dipolitisasi,” cuit Juru Bicara Kedutaan Besar China, Liu Pengyu, pada Senin 7 Juni 2021.

Menurutnya, setiap kesimpulan harus ditarik sesuai dengan prosedur WHO dan mengikuti metode berbasis sains.

Baca Juga: China dan Xi Jinping Dituduh Merencanakan Dominasi Global Lewat Perang Biologis

"Kampanye mempolitisasi studi asal-usul dan mencoreng China tidak berbeda dengan kebohongan tentang Irak yang memiliki senjata pemusnah massal (WMD) 12 tahun lalu," tambahnya.

Pada akhir Mei, Presiden Joe Biden memerintahkan pejabat intelijen AS untuk membuat laporan yang memeriksa kembali asal-usul virus corona.

Bahkan, kata dia, komunitas intelijen AS sendiri telah terbagi antara dua versi asal virus itu ditularkan ke manusia dari hewan atau berasal dari kecelakaan laboratorium.

Baca Juga: Donald Trump Cari Perhatian Meminta China Bayar Ganti Rugi Pandemi Covid dan Tolak Penyelidikan Bisnisnya

Intelijen Inggris dikabarkan juga tidak mengesampingkan teori kebocoran laboratorium.

Mengomentari hal ini, Beijing mengatakan bahwa para ilmuwan, bukan badan intelijen, harus dilibatkan dalam mencari tahu asal usul COVID-19.

Seperti diketahui, sesaat sebelum AS dan sekutunya menginvasi Irak pada Maret 2003, Menteri Luar Negeri AS Colin Powell mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa dirinya mendapat informasi tentang teknologi untuk produksi senjata biologis di Irak yang saat itu dipimpin Saddam Hussein.

Untuk mendukung kata-kata ini, Powell mendemonstrasikan tabung reaksi dengan bubuk putih, mengklaim bahwa itu berisi sampel senjata pemusnah massal yang diproduksi di pabrik-pabrik Irak.

Seperti yang kemudian terungkap, Powell telah salah informasi oleh intelijen AS dan tabung reaksi itu ternyata palsu.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x