Huru-Hara Kudeta Mengganas, Isu kemanusiaan Mendesak, Junta Militer Myanmar Enggan Menolak Enggan Mengiyakan

- 4 Juni 2021, 11:54 WIB
Aksi demo antikudeta militer Myanmar, Kamis, 3 Juni 2021.
Aksi demo antikudeta militer Myanmar, Kamis, 3 Juni 2021. /Chris Dale/Stringer

Setelah ribuan orang selama 4 bulan ini berdomontrasi, Kamis, 3 Juni 2021, demo berlanjut dengan jumlah sekitar 400 pendukung pro-demokrasi turun ke jalan-jalan di pusat kota Yangon.

Demo itu termasuk terbesar baru-baru ini menentang kekuasaan militer di pusat komersial dan kota terbesar Myanmar.

Baca Juga: Putri Eugenie Digulingkan dari 'Lingkaran Dalam' karena Pangeran Charles Tolak Akses Kerajaan untuk Keponakan

"Kami berkumpul di protes hari ini untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan membiarkan mereka memerintah kami," Zayar Lwin, seorang aktivis dan mantan tahanan politik yang menghadiri rapat umum itu, mengatakan kepada Reuters.

Sementara itu, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan kepada Reuters melihat situasi Myanmar, balik ICRC maupun PBB, blok tersebut berencana untuk memberlakukan babak baru sanksi terhadap para jenderal yang berkuasa dan kepentingan ekonomi mereka dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: 5 Kunci Sukses Menjadi Mahasiswa Pascasarjana

Menurut sebuah kelompok aktivis, Myanmar telah tenggelam dalam kekacauan sejak kudeta menggulingkan pemimpin terpilih Aung Suu Kyi. Setidaknya 845 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dan lebih dari 4.500 dipenjara. Protes anti-junta berkobar setiap hari, konflik etnis telah muncul kembali dan ekonomi lumpuh karena pemogokan.***

 

Halaman:

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah