Demo terus berlangsung sebagai upaya menentang kekuasaan militer di pusat komersial dan kota terbesar Myanmar.
Kerja keras junta militer yang berusaha menertibkan pendemo meskipun dengan kekerasan pun terus dilakukan untuk meyakinkan kekuasaannya.
Namun risiko terbunuh dalam aksi demo tidak digubris ratusan orang yang terlanjur turun ke jalan.
Baca Juga: China Tegas Larang Ultra Marathon Usai Bencana Olahraga Gunung yang Menewaskan 21 Pelari
Baca Juga: Program Kuliah Beasiswa Gratis Tanpa Biaya
Mereka berjanji tidak akan membiarkan junta militer memerintah Myanmar.
"Kami berkumpul di protes hari ini untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan membiarkan mereka memerintah kami," Zayar Lwin, seorang aktivis dan mantan tahanan politik yang menghadiri rapat umum itu, mengatakan kepada Reuters.
Walaupun pendemo di perkotaan harus lebih gesit untuk menghindari aparat keamanan.
Sebab, seringkali menggunakan flash mob yang cepat membubarkan massa, setelah unjuk rasa besar-besaran di bulan-bulan pertama.
Tak tanggung, aparat keamanan, termasuk tentara atau polisi sering kali menembakkan peluru tajam.