Baca Juga: Moncer Tunggangi Inter Milan, Tottenham Tertarik Datangkan Conte
Zayar Lwin berjanji bahwa protes terhadap kudeta akan berlanjut. Meskipun dia mengaku sekarang lebih sulit untuk mengorganisir rekan-rekan pendemo karena kehadiran keamanan yang ketat di Yangon.
"Risiko minimumnya adalah kami bisa ditangkap dan bahaya terbesarnya adalah dibunuh," kata aktivis itu, yang mengatakan hanya dua orang yang ditangkap dalam unjuk rasa hari Kamis yang berlangsung sekitar lima menit itu.
Menurut kelompok aktivis, Pasukan keamanan telah menewaskan 842 orang sejak kudeta. Sementara Junta menyebuut bulan lalu jumlah korban mendekati 300, termasuk 47 polisi.
Sepanjang jalannya penentangan kudeta militer Myanmar, bukan hanya daerah perkotaan, kerusuhan telah memakan banyak korban di pedesaan.
Baca Juga: Warga Tertua 111 Tahun Doakan di Hari Jadi Bogor ke-539 Lebih Makmur
Akibat bentrokan antara militer Myanmar yang diperlengkapi senjata dengan baik berhadapan dengan tentara etnis minoritas atau Pasukan Pertahanan Rakyat yang baru dibentuk untuk ikut menentang kudeta.
Hasilnya, telah membuat puluhan ribu orang warga sipil mengungsi menghindari bentrokan.***