ISU BOGOR - Analis dan Kolumnis, Amerika Stephen Lendman, menyatakan bahwa perang Israel - Palestina di jalur Gaza itu sangat bermotif politik.
Menurutnya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berharap dengan membobardir di Gaza akan memberinya cukup dukungan di Israel agar bisa sekali lagi membentuk pemerintahan koalisi. Tapi faktanya malah kandas oleh perlawanan rakyat Palestina.
Agresi Israel di Gaza telah berlangsung sejak 10 Mei, menyebabkan 248 martir, termasuk 66 anak-anak, dengan lebih dari 1.900 orang terluka.
Baca Juga: Parlemen Israel Kritik Netanyahu: Gencatan Senjata Tanpa Syarat Itu Memalukan
Perlawanan Palestina telah menembakkan sekitar 4.600 rudal ke kota-kota dan permukiman Zionis sejak dimulainya agresi pada 10 Mei, menimbulkan kerugian besar bagi Israel.
Akhirnya, kabinet Israel Kamis malam dipaksa untuk menyetujui proposal gencatan senjata Mesir di Gaza yang diyakini banyak orang sebagai kemenangan bagi Perlawanan.
Menurut beberapa orang, Perlawanan Palestina memperoleh beberapa prestasi selama perang 12 hari rezim Zionis melawan Jalur Gaza.
Selain mengalahkan musuh dan memaksa penjajah menerima syarat-syarat gencatan senjata, Perlawanan Palestina berhasil menciptakan persatuan dan kohesi di seluruh Palestina, dari Quds hingga Tepi Barat dan Jalur Gaza.