Eks Menkes Siti Fadilah Supari Tegaskan Pandemi Tak Bisa Dilawan dengan Vaksin, IDI: Setengah Setuju

- 23 April 2021, 21:18 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /PIXABAY/alirazagurmani9272

ISU BOGOR - Kepala Biro Hukum, Pembinaan dan Pembelaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr HN Nazar mengaku setengah setuju dengan pernyataan Eks Menkes Siti Fadilah Supari yang menyebut pandemi tak bisa dilawan vaksin.

"Itu saya setengah setuju, karena memang tidak hanya mengandalkan vaksin untuk pandemi ini, artinya vaksin bukan segala-galanya," tegas dr HN Nazar dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Jumat malam 23 April 2021.

Namun pihaknya tidak ingin langsung menepis pernyataan Siti Fadilah Supari yang tidak percaya sama sekali dengan vaksin bisa meredakan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Nathalie Holscher Ungkap Alasan Dulu Memilih Sule: Pada Akhirnya Memang Mencari yang Bisa 'Ngemong'

"Tetapi ada sistim, ada perangkat, ada cara lain menyempurnakan vaksin ini untuk menghadapi pandemi Covid-19, menyempurnakan kita melawan pandemi selain dari vaksin," tegas dr HN Nazar.

Maka dari itu, cara untuk menyempurnakan vaksin itu diselesaikan dengan protokol kesehatan seperti 5M itu. Sebab yang hakikinya adalah aparat harus mendidik orang melalui apapun komunitasnya.

"Tapi persoalannya, harus menyadari bahwa dalam, pandemi ini dia tidak bisa berjuang sendiri untuk kepentingan pribadinya, tapi dia bersatu melindungi dirinya berarti melindungi juga orang lain, plus vaksin," katanya.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari dan Epidemiolog Blak-blakan: Uji Klinis Vaksin Sinovac Ternyata Belum Selesai

Untuk itulah, sebelum adanya campur tangan Allah SWT, vaksin adalah cara duniawi yang paling bisa menyetop pandemi.

"Kalau tidak bisa menyetop, minimal mengurangi laju pandemi, atau mempertajam turunnya grafik, penderita pandemi Covid-19 di seluruh dunia, bukan hanya di seluruh Indonesia," paparnya.

Sehingga, dr HN Nazar setengah setuju dengan sikap dan pernyataan Eks Menkes Siti Failah Supari karena memang tidak seluruhnya vaksin yang diandalkan dala meredakan pandemi.

"5M itu yang harus terus kampanyekan untuk melawan Pandemi Covid-19, selain itu, juga harus meyakini personal educationnya," tandasnya.

Baca Juga: Tanggapi Kontroversi Vaksin Nusantara, Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Punya Pak Terawan Itu Immunotheraphy

Sebelumnya, Eks Menkes Siti Fadilah Supari menegaskan tidak ada dalam sejarah pandemi bisa dilawan dengan vaksin.

Bahkan Siti Fadilah Supari selain karena faktor usia juga menolak menerima vaksin yang saat ini tengah digencarkan di seluruh dunia.

Namun demikian, Siti Fadilah bersedia di suntik vaksin nusantara buatan dr Terawan pada hari ini, Jumat 23 April 2021.

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari telah disuntik Vaksin Nusantara pada hari ini Jumat 23 April 2021.

Siti Fadilah menceritakan pengalamannya disuntik vaksin tersebut. Menurutnya, tidak ada rasa sakit sama sekali.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Vaksinasi Massal untuk Herd Imunity yang Tidak Alami

Siti Fadilah sendiri sudah mengajukan diri untuk menjadi relawan vaksin imunoterapi buatan Terawan Agus Putranto.

"Inilah yang disebut dengan vaksin imunoterapi. Approach-nya adalah yaitu vaksinasi berbasiskan immunotheraphy," ungkapnya Jumat 23 April 2021.

Menurut Siti Fadilah mengaku sebelum disuntik vaksin nusantara, terlebih dulu disuntikkan sel dendritik dan diambil darahnya sebanyak 40 cc untuk baseline data pada tanggal 15 April 2021.

"Sebagian darah untuk proses untuk memisahkan denditrik sel dari darah putih saya secara bertahap dengan teknologi tertentu," katanya.

Selanjutnya, sel dendritik tersebut diinkubasi zat lainnya. Kemudian, kata Siti Fadilah, setelah hari ke-8, sel tersebut sudah kuat untuk melawan Covid-19.

"Setelah itu denditrik sel itu dibersihkan kemudian disuntikkan ke diri saya lagi. Jadi saya disuntikkan sel dendritik saya sendiri," ujarnya.

Pihaknya berharap vaksin nusantara hasil penelitia dr Terawan ini berhasil dan bermanfaat untuk menangkal Covid-19, tetapi juga bisa menangkal segala jenis mutasi Covid-19.

"Kalau penelitian ini berhasil, nantinya diharapkan bukan hanya untuk Covid 19 saja, tetapi juga bisa digunakan untuk semua antigen dari mutasi Covid 19 yang saat ini tersebar diberbagai belahan dunia," pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x