ISU BOGOR - Jumlah pengunjuk rasa yang dikonfirmasi tewas di Myanmar sejak kudeta militer bulan lalu telah mencapai 320 orang dan saat ini kudeta militer di Myanmar masih berlangsung.
Seperti dilaporkan AP, Jumat 26 Maret 2021, satu kelompok hak asasi manusia memverifikasi rincian kematian dan penangkapan.
Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik menyatakan penghitungannya hanya mencakup kasus-kasus yang terdokumentasi. Meskipun demikian, jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Dikatakan, 11 orang tewas, ketika asosiasi juga berhasil memverifikasi 23 kasus kematian yang terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Ombudsman Soroti Belajar Tatap Muka 170 Sekolah di Bogor, Terjadi Pelanggaran Prokes
Kantor berita Myanmar, termasuk Voice of Burma dan Mizzima, melaporkan bahwa tiga orang lagi telah ditembak mati oleh pasukan keamanan di kota Myeik di Myanmar selatan.
Video yang diposting di saluran YouTube Mizzima TV menunjukkan pengunjuk rasa yang berisiko terkena tembakan untuk membawa sosok tubuh berdarah seorang pemuda yang menurut laporan itu akhirnya meninggal kemudian.
Unggahan media sosial, banyak termasuk foto jenazah, menunjukkan bahwa sebanyak tujuh orang mungkin telah terbunuh di berbagai kota pada malam hari pada Jumat 26 Maret 2021. Laporan tersebut tidak dapat segera dikonfirmasi.
Baca Juga: Persija Day, Macan Kemayoran Menggila Lumat Borneo 4 Gol Tanpa Balas
Asosiasi Bantuan menggambarkan konfrontasi mematikan yang khas pada Kamis di Taunggyi, di negara bagian Shan di Myanmar timur, ketika “junta menggunakan peluru tajam, mencoba menciptakan zona pertempuran di daerah pemukiman. Tindakan junta militer mengakibatkan empat warga sipil ditembak dan dibunuh, satu mayat diseret pergi, beberapa warga sipil lainnya terluka.