ISU BOGOR - Jenderal Min Aung Hlaing disebut-sebut sebagai 'biang kerok' kudeta Myanmar. Miiter Myanmar telah merebut kekuasaan pemerintah sah pada Senin 1 Februari 2021.
Dilaporkan Reuters, Sebagai panglima tertinggi selama dekade terakhir Jenderal Min Aung Hlaing juga memegang pengaruh politik yang signifikan sebelum kudeta 1 Februari.
Dengan Angkatan Bersenjata atau Tatmadaw, jenderal berusia 64 tahun itu memerintahkan penangkapan dan penahanan sejumlah negawaran sipil, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
Baca Juga: Senam Bang Jago di Tengah Kudeta Myanmar
Baca Juga: Soal Kudeta Myanmar, Joe Biden Ancam Terapkan Sanksi AS
Baca Juga: Aung San Suu Kyi Dikudeta, Indonesia Pastikan WNI di Myanmar Aman
Pada Senin pagi, Tatmadaw menahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin senior lainnya, dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun.
Jenderal Hlaing berhasil mempertahankan kekuatan Tatmadaw bahkan ketika Myanmar beralih ke demokrasi. Tetapi dia menerima kecaman dan sanksi internasional atas dugaan perannya dalam serangan militer terhadap etnis minoritas.
Ketika Myanmar kembali ke pemerintahan militer di bawah kepemimpinannya, Min Aung Hlaing sekarang tampaknya akan memperluas kekuasaannya dan membentuk masa depan negara dalam waktu dekat.