Baru Beberapa Bulan Terpilih Sebagai Presiden Myanmar, Aung San Suu Kyi Diambang Kudeta, Ini Penyebabnya

- 1 Februari 2021, 11:26 WIB
Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi /

ISU BOGOR - Presiden Myanmar terpilih Aung San Suu Kyi ditahan Militer Myanmar, Senin dini hari 1 Februari 2021. Aung San Suu Kyi ditangkap beserta para petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Dikutip Isu Bogor dari Reuters menyebutkan, tentara Myanmar menahan Aung San Suu Kyi karena dianggap melakukan kecurangan atas Pemilu yang digelar November 2020.

Dengan demikian kekuasaan saat ini diserahkann kepada panglima militer Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun, menurut sebuah pernyataan di stasiun televisi milik militer. Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar lebih lanjut.

Baca Juga: DO EXO Ungkap Kehidupannya Selama Jalani Wajib Militer Saat Lakukan Siaran Langsung Pasca Pulang Wamil

Saluran telepon ke ibu kota Naypyitaw dan pusat komersial utama Yangon tidak dapat dihubungi, dan TV negara mati beberapa jam sebelum parlemen akan duduk untuk pertama kalinya sejak kemenangan pemilihan umum NLD pada bulan November, dipandang sebagai referendum tentang Suu Pemerintahan demokratis Kyi yang masih muda.

Tentara mengambil posisi di balai kota di Yangon dan data internet seluler serta layanan telepon di benteng NLD terganggu, kata penduduk. Konektivitas internet juga telah turun secara dramatis, kata layanan pemantauan NetBlocks.

Suu Kyi, Presiden Myanmar Win Myint dan para pemimpin NLD lainnya telah "dibawa" pada dini hari, juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan kepada Reuters melalui telepon.

Baca Juga: Iran Ingatkan AS Tentang Unjuk Kekuatan Militer Tingkatkan Ketegangan Usai Terbunuhnya Soleimani

“Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia sendiri berharap untuk ditangkap. Reuters kemudian tidak dapat menghubunginya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x