Kenapa Puisi Presiden Erdogan Membuat Rakyat Iran Marah? Ini Penjelasannya

- 13 Desember 2020, 23:22 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan soal puisi yang dibacakannya di Azerbaijan karena dapat memicu separatisme.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan soal puisi yang dibacakannya di Azerbaijan karena dapat memicu separatisme. /Washington Times

“Azerbaijan tidak akan dipisahkan dari Ayatollah Khamenei, revolusi, dan Iran,” tegas mereka mengacu pada pemimpin tertinggi Iran, dan menyerukan persatuan di antara semua negara Muslim.

'Kami akan memakan tanah tetapi tidak memberikan tanah'
Setelah video pidato Erdogan di Baku diedarkan secara online, media sosial berbahasa Farsi dibanjiri dengan postingan-postingan bernada marah yang menuntut Iran memberikan tanggapan yang tegas.

Baca Juga: Ilmuwan Iran Dilaporkan Terbunuh Setelah Dituduh Israel Memimpin Program Nuklir Militer

Mereka bersatu dalam mengatakan Erdogan harus mengacu pada sejarah Iran, yang berlangsung ribuan tahun, sebelum mendukung pemisahan.

Banyak yang memposting foto diktator Irak Saddam Hussein yang acak-acakan setelah dia ditemukan di lubang pada tahun 2003 dan akhirnya dieksekusi.

Hussein ditampilkan oleh pengguna di media sosial sebagai representasi terbaru dari seorang pemimpin yang berusaha untuk memecah Iran, tetapi gagal meskipun memiliki dukungan multilateral.

Orang kuat itu memimpin invasi ke Iran pada 1980, satu tahun setelah penguasa Iran saat ini berkuasa setelah revolusi, yang menyebabkan perang mematikan selama delapan tahun yang menyebabkan lebih dari setengah juta kematian di kedua sisi.

Baca Juga: Mirip Hagia Sophia, Erdogan Perintahkan Ubah Museum Kariye Jadi Masjid
Puluhan pada hari Minggu melakukan protes di depan konsulat Turki di Tabriz, salah satu dari empat provinsi mayoritas Azeri terbesar di Iran, dan membela integritas teritorial Iran.

Tapi mungkin pesan paling kuat yang dikirim dari Iran ke Turki di media sosial adalah pesan yang awalnya diucapkan lebih dari seabad yang lalu selama Revolusi Konstitusional Iran yang terjadi antara 1905 dan 1911 dan mengarah pada pembentukan parlemen.

Banyak orang Iran di media sosial mengutip kutipan terkenal dari Sattar Khan, seorang tokoh penting dalam revolusi dan seorang pria asal Azeri yang masih dianggap sebagai pahlawan nasional karena selalu memprioritaskan integritas teritorial Iran di atas segalanya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah