Atas semua itu yang maujud dalam ruh terdalam saya adalah ketidakridlaan dunia akhirat.
Maka dari itu Cak Nun memohon dan mengemis kepada semua Jamaah Maiyah, untuk mewiridkan bacaan ini:
هُوَاللّٰه الَّذِيْ لَاإِلٰهَ إِلّٰا هُوَالْعَزِيْزُالْقَوِيُّ الْقَاَدِرُذُوالُقُوَّةِ الْمَتِيْنُ الْمُقْتَدِرُالْجَبَّارُالْمُتَكَبِّرُالْقَاهِرُالْقَهَّار
(Huwallahulladzi la ilaha illa huwal ‘azizul qawiyyul qadiru dzul quwwatil matinul muqtadirul jabbarul mutakabbirul qahirul qahhar)
"Seikhlasnya, syukur ikhlas mewiridkannya (9X) (Sembilan kali) sehabis setiap Shalat lima waktu. Syukur sehabis shalat malam,"
"Syukur sampai minimal 9 (Sembilan) hari berturut-turut. Syukur sebanyak-banyak kemampuan batin. Serta mewiridkannya kapan saja teringat pada perilaku dhaluman jahula semakin banyak manusia hari-hari ini," paparnya.
Cak Nun juga memohonkan kepada Allah saw agar semua Jamaah Maiyah yang ikhlas bersedekah dilimpahi ketenteraman dan keamanan siang malam.
"Semoga dilimpahi tambahan rizki dan kesejahteraan, serta dipayungi perlindungan dari segala bala` dan memala yang menyusahkan," katanya.***