Mahfud MD Ungkap Alasan Tolak Dialog Habib Rizieq: Belum Silaturahim Sudah Minta Syarat Tinggi

- 12 Desember 2020, 12:04 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD di saluran YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu 5 Desember 2020.*
Menko Polhukam Mahfud MD di saluran YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu 5 Desember 2020.* /Tangkapan layar YouTube @KarniIlyasClub

ISU BOGOR - Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkap alasan pemerintah memiliki rencana untuk rekonsiliasi dengan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.

Menurut Mahfud, sejak awal sebelum Habib Rizieq tiba di Indonesia, pihak pemerintah sudah membuka pintu dialog dengan alasan demi menjaga negara dan umat.

"Penjelasan sebenarnya, malam sebelum MRS mendarat, tanggal 9 September 2020 jam 19 saya mengundang Tim Hukum MRS (Muhammad Rizieq Shihab) (Sugito dan Ari),"

"Saya ngajak diatur silaturrahim di tempat netral untuk berdialog dgn MRS utk menjaga negara dan umat bersama-sama demi kebaikan rakyat dan umat," kata Mahfud dalam postingannya di akun Tiwtter @MahfudMD, pada Sabtu 12 Desember 2020.

 

Jawaban Habib Rizieq diduga membuat pemerintah kecewa saat berencana mengatur dialog dan silaturahmi, sehingga Mahfud menolak untuk rekonsiliasi.

Baca Juga: Usai Disinggung Pribahasa Madura, Mahfud MD Tegaskan Satu Orang Pendemo Rumah Ibunda Sudah Ditangkap

Baca Juga: Sudah Hitung Kekuatan Geng Habib Rizieq, Mahfud MD: Dalam Menghadapinya Harus Hati-Hati

Baca Juga: Soal Penahanan, Habib Rizieq: Nanti Itu Belakangan

"Tapi apa jawabnya? hari pertama dia berpidato lantang, mau rekonsiliasi dengan syarat pemerintah membebaskan terpidana teroris," ungkapnya.

Bahkan, kata Mahfud, Habib Rizieq menyebut nama-nama tersangka terpidana tindak pidana teroris itu.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS).
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). ANTARA

"Melepas tersangka tindak pidana dgn nama-nama ttt. Loh, blm silaturrahim sdh minta syarat tinggi. Maka sy tegaskan, Pemerintah tak berencana rekonsiliasi dgn MRS," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, usulan dialog juga sempat dilontarkan oleh Budayawan Emah Ainun Najib atau Cak Nun menyusul insiden tewasnya 6 anggota laskar FPI di KM 50 tol Cikampek.

Menurut Cak Nun, yang mati ditembak itu adalah 6 rakyat Indonesia. Cak Nun mengaku bingung, ketika kedua pihak saling klaim salah dan benar.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Habib Rizieq Shihab Sebagai Tersangka dengan Pasal Berlapis

Baca Juga: 6 Anggota FPI Tewas Ditembak: Emosional, Begini Respon Habib Rizieq

"Menurut FPI yang salah Polisi, menurut Polisi yang salah FPI. Kita rakyat mendengarkan dan percaya ke yang mana?," tulis Cak Nun di laman caknun.com di Yogyakarta, Senin 7 Desember 2020.

Cak Nun mengingatkan, insiden ini harap dijadikan momentum untuk menguji apakah bangsa kita punya tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan dan berkebijaksanaan pemimpin.

"Sambil menunggu Presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam (6) rakyatnya: sekarang saatnya terjadi Dialog 4 mata antara Jokowi dengan Habib Rizieq,"

"Di “wali”i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri). Bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar berbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini," kata Cak Nun.

Baca Juga: Beredar Video Cak Nun Blak-blakan Bela Habib Rizieq yang Dikaitkan dengan Penari Striptease

Menurutnya, prinsip dialog yang harus dicapai, pertama adalah Menang bersama, bukan menangan sendiri.

Kemudian yang kedua, semua insyaallah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu.

"Ketiga tidak boleh ada yang dipermalukan. Menang tanpo ngasorake. Yang menang NKRI, Persatuan Kesatuan, Bangsa dan Rakyat Indonesia. Win-win Game."

"Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x