Habib Rizieq Harus Dirangkul Bukan Dimusuhi, Politisi Ini Ungkap Silsilah Keturunan Nabi Muhammad

- 23 November 2020, 23:59 WIB
Tangkapan layar Habib Rizieq Syihab dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang disiarkan langsung saluran YouTube Front TV.*
Tangkapan layar Habib Rizieq Syihab dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang disiarkan langsung saluran YouTube Front TV.* /YouTube @Front TV

ISU BOGOR - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyebut negara harusnya merangkul bukan dimusuhi. Alasannya selain karena keturunan Nabi Muhammad SAW, juga karena memiliki rekam jejak yang baik bagi bangsa.

Menurut Fadli dalam unggahan akun YouTube Fadli Zon Official pada 23 November 2020, Habib Rizieq adalah seorang habaib, sayid, keturunan Nabi Besar Muhammad SAW.

"Dan itu (silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW) juga dikonfirmasi oleh organisasi rabithah alawiyin, yang memang mempuyai sebuah data, bagaimana tentang kekerabatan keturunan Nabi Muhammad SAW," katanya.

Baca Juga: Habib Rizieq Dirawat Dekat Istana Bogor, Begini Kondisi Kesehatannya

Baca Juga: Dukung Kodam Jaya Turunkan Baliho Habib Rizieq, Mapolda Metro Jaya Juga Banjir Karangan Bunga

Dalam masyarakat Indonesia, kata Fadli,sejak jauh sebelum kemerdekaan, tentu mereka yang mempunyai keturunan, langsung dari Nabi Muhammad SAW mempunyai posisi yang istimewa.

"Yang rasanya menjadi seorang ulama, jadi panutan, jadi teladan dan seterusnya, bahkan Habi Rizieq telah menunjukan itu," ungkapnya.

Kemudian yang kedua, Habib Rizieq memimpin sebuah organisasi FPI, sebuah organisasi yang secara defacto mempunyai pengikut cukup banyak di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Spanduk dan Baliho Habib Rizieq Dibongkar Satpol PP Kota Bogor Karena Tak Berizin

"Bahkan Front Pembela Islam sangat aktif, dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kemanusiaan,"

"Ketika terjadi bencana di berbagai tempat, selalu biasanya berada di paling depan, itu kita saksikan dan banyak media meliput dan mengutip soal ini," katanya.

Jadi sangat jelas kegunaan dari organisasi ini dan ternyata banyak yang mengikutinya. Kemudian posisi lain, tentu juga sebagai ulama juga banyak menjadi panutan diteladani, bahkan dijuluki sebagai Imam Besar.

Baca Juga: Demo Tolak Habib Rizieq Shihab di Surakarta Dibubarkan karena Tak Berizin

"Ini adalah fakta-fakta yang tidak bisa, kita abaikan, dan menurut saya, fakta itu sudah ditunjukan, dengan kembalinya Habib Rizieq".

"Kemudian peristiwa juga ketika Habib Rizieq ke Megamendung, begitu juga terjadi maulid di berbagai tempat telah menimbulkan kerumunan yang mereka datang sendiri ke tempat tersebut," tandasnya.

Tidak ada pengerahan, kata Fadli, apalagi paksaan, ini juga yang kemudian dipersoalkan seolah ada pelanggaran terhadap protokol kesehatan.

"Tentu kita juga harus menjaga protokol kesehatan dalam konteks, menghindari kerumunan, menjaga jarak, memakai masker, selalu mencuci tangan. saya kira sayapun sangat setuju, selalu mengkampanyekan itu," kata Fadli.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Kerumunan di Megamendung Spontan, Warga Habis Nonton Habib Rizieq Pulang ke Rumah

Tetapi diluar konteks itu, pihaknya melihat penanganan berbagai isu yang terkait dengan protokol kesehatan sudah jauh berlebihan.

"Ditambah lagi, belakangan ini ada penurunan baliho, yang melibatkan prajurit TNI, kita sangat sayang dan sangat bangga dengan TNI yang dilatih sedemikian rupa,"

"Dan TNI itu berasal dari rakyat, dan bekerja untuk melindungi negara republik Indonesia dari berbagai macam ancaman, terutama ancaman dari luar," jelasnya.

Jadi, pihaknya sangat prihatin, dengan TNI yang dibangga-banggakan akhirnya ikut campur dalam satu urusan yang seharusnya bisa diselesaikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Baca Juga: TNI Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Markaz Syariah Binaan Habib Rizieq di Puncak

"Atau bahkan oleh institusi yang berada dibawah Satpol PP, apalagi diumumkan sudah 900 baliho yang diturunkan, saya pikir 900 pucuk senjata separatis di ujung timur Indonesia yang direbut," ujarnya.

Menurutnya, ini sangat memprihatinkan, karena baliho bukanlah sebuah ancaman. Sebab hal yang biasa, baliho itu dipasang, apalagi seruan-seruannya itu positif menyambut Habib Rizieq.

"Ada juga yang tentu menyampaikan Dirgahayu Republik Indonesia. Ada juga yang menyampaikan tentang pesan, untuk tetap waspada terhadap pandemi COVID-19 dan sebagainya," ujarnya.

Baca Juga: Karni Ilyas Blak-blakan Soal Habib Rizieq Tak Pernah Diundang Acara ILC TV One

Lalu, pihaknya juga melihat, ada penyemprotan disinfektan, oleh sebuah mobil yang tertulis di badannnya itu gegana.

"Penyemprotan disinfektan, semacam itu, mungkin niatnya baik, tapi kita tahu itu bukanlah satu standard yang telah disetujui di akui oleh badan kesehatan dunia atau WHO (World Health Organizations), kita sudah diperingatkan bahwa penyemprotan disinfektan apalagi ketika, banyak kerumunan manusia dan itu justru membahayakan, karena itu adalah zat-zat kimia," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menyayangkan ada kendaraan dinas militer melewati Petamburan dan berhenti di depan atau sebuah jalan atau gang, dimana ada markas DPP FPI.

"Kemudian meraung-raungkan sirine disana, tentu saja, masyarakat sipil bukanlah lawan militer, militer tentara kita yang gagah perkasa itu mempunyai senjata dan lawannya bukanlah masyarakat, bukanlah rakyat sipil, apalagi ini adalah seorang ulama," katanya.

Baca Juga: Ini Alasan Polisi Tak Panggil Ridwan Kamil Dalam Kasus Pelanggaran Prokes Habib Rizieq di Bogor

Janganlah, ketidaksukaan atau kebencian terhadap seseorang membuat tidak adil. Jadi sekali lagi, pihaknya menghimbau sebaiknya, dihentikan upaya-upaya, menakut-nakuti masyarakat.

"Menakut-nakuti rakyat, dengan cara-cara seperti ini. Militer kita, tentara kita mempunyai tupoksi yang sudah diatur di dalam undang-undang TNI, dan saya kira masih banyak tentara kita prajurit kita, yang gagah berani, yang tentu dalam hatinya, tidak akan juga berkenan melihat kekuatan militer kita hanya mencabuti baliho," jelasnya.

Bukan memerangi ancaman-ancaman yang ada diluar, baik di laut China Selatan, atau di ujung Timur Indonesia yang ingin memisahkan diri.

Baca Juga: Anak dan Menantu Jokowi Didukung Partai Gelora, Fadli Zon Usul Fahri Hamzah Jadi Penasihat Presiden

"Kita ingin tentara kita, menjadi tentara yang kuat dan alusista yang kuat dan berjuang mempertahankan negara republik Indonesia dari berbagai ancaman, bukan menurunkan, baliho atau kemudian kegiatan-kegiatan sipil yang sah di republik ini dan dijamin konstitusi kita," katanya.

Jadi, sekali lagi, pihaknya menghimbau, kepada pemerintah seharusnya Habib Rizieq itu dirangkul, bukan dimusuhi. Begitu juga dengan para ulama, kiai dan masyarakat.

"Jangan sampai ada kesan, ini adalah sebuah, ketidaksukaan terhadap ulama, ketikdaksukaan terhadap kiai terhadap habaib, atau ketidaksukaan terhadap Islam," pungkasnya.***

.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x