Memanas, Tentara India Serang Pos Perbatasan Pegunungan Himalaya Tiongkok

5 September 2020, 20:47 WIB
Tentara India berjalan di kaki pegunungan dekat Leh di Ladakh pada 23 Juni 2020. Pasukan China dan India telah melakukan sejumlah bentrokan sejak bentrokan mematikan pada 15 Juni AFP / Tauseef MUSTAFA /

ISU BOGOR - Ketegangan antara negara India dan Tiongkok dalam memperebutkan perbatasan di pegunungan Himalaya semakin memanas. 

Diperkirakan sudah lebih dari 20 orang tentara India tewas dalam pertempuran terbuka dengan Tiongkok disepanjang perbatasan.

Bahkan kabar terbaru, pasukan India kembali melancarkan serangan mendadak pada malam hari merebut pos perbatasan terdepan di pegunungan Himalaya, Tiongkok.

Baca Juga: Saraswati Gerindra dan Tsamara PSI Kompak Semprot Said Didu Serta Panca Gegera Cuitan Paha Mulus

Belum terkonfirmasi berapa jumlah korban yang meninggal. Terlebih menyangkut, data koran meninggal Tiongkok sangat tertutup.

Dikutip IsuBogor.com dari Pikiran-Rakyat.com pada bulan Juni 2020 lalu, sekitar 20 tentara India tewas dalam pertempuran tangan kosong dengan Tiongkok di sepanjang perbatasan yang diperebutkan.

Pejabat India mengklaim pesukan mereka mendaki gunung selama enam jam untuk mencapai posisi strategi di Danau Pangong, Himalaya.

Baca Juga: Cara Nonton dan Sinopsis Film Mulan: Kisah Pejuang Perempuan Legendaris Tiongkok

Langkah tersebut dilaporkan dilakukan sebagai pembalasan atas gangguan baru-baru ini di perbatasan oleh pasukan Tiongkok. Posisi yang diduduki memberikan gambaran tentang pergerakan pasukan di seluruh wilayah yang diperebutkan.

Itu juga membuat lebih sulit bagi pasukan Tiongkok untuk mengamati jalan pasokan India yang penting. Tindakan India itu dikecam keras oleh Hua Chunying, seorang juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok.

"Di China, kami memiliki pepatah tentang orang yang bersalah yang memprotes secara mencolok bahwa dia tidak bersalah. Itulah yang dilakukan India," ujar Hua Chunying.

Baca Juga: Sehari Bertambah 80.092 Kasus Baru Positif Covid-19, India Catatkan Rekor Dunia

Pertemuan antara komandan militer Tiongkok dan India untuk menyelesaikan perselisihan berlanjut namun menemui jalan buntu.

Ketegangan antara kedua negara meledak pada bulan Juni ketika pasukan dari Tiongkok dan India bentrok di lembah Sungai Galwan.

Karena senjata dilarang di dekat perbatasan, kedua belah pihak menggunakan batang logam, pentungan yang dibungkus dengan kawat berduri dan batu dalam pertempuran. Beberapa orang India yang tewas tenggelam atau mati karena terpapar setelah kekerasan.

Baca Juga: Waspada, Tiongkok Sebut Ada Penyakit Baru yang Lebih Mematikan Selain Covid-19

Dikabarkan pula tentara Tiongkok juga dilaporkan tewas meskipun Beijing menolak memberikan angka pasti.

Sebagai tanggapan, India memblokir sejumlah aplikasi media sosial Tiongkok termasuk situs berbagi video populer TikTok.

Menurut Jayadeva Ranade, yang duduk di Dewan Penasihat Keamanan Nasional India, langkah New Delhi sebagian dimaksudkan sebagai pencegahan.

Baca Juga: Mata-mata Tiongkok Tertangkap di Singapura, Pemerintah Barat Khawatir Ada Perekrutan Intelijen

"Langkah militer India di sepanjang perbatasan bersifat defensif tetapi memiliki elemen pencegahan juga," ujar Jayadeva Ranade.

Tiongkok terkunci dalam sengketa perbatasan dengan sejumlah tetangga terdekatnya.

Seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul artikel "India Lancarkan Serangan pada Tiongkok Rebut Pos Perbatasan, Picu Ketakutan Perang Ketiga" pada 5 September 2020.

Klaim atas Laut China Selatan tumpang tindih dengan klaim enam negara lain. Beijing telah membangun pangkalan militer dan lapangan terbang di pulau-pulau Laut China Selatan untuk memperkuat posisinya.

AS, dan kekuatan barat lainnya, secara berkala mengirim kapal perang untuk melakukan patroli 'kebebasan navigasi' melalui laut untuk menyengketakan kedaulatan Tiongkok.

Beijing juga menolak untuk mengakui legitimasi Taiwan sebagai negara terpisah dan telah berjanji untuk mengintegrasikan kembali pulau itu ke Tiongkok.***(Rahmi Nurfajriani/Pikran-Rakyat.com)

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler