China Diambang Perang dengan AS karena Xi Jinping Dikabarkan Sudah Hilang Kesabaran

19 September 2021, 23:15 WIB
China Diambang Perang dengan AS karena Xi Jinping Dikabarkan Sudah Hilang Kesabaran /Twitter @zaikandongxi

ISU BOGOR - China diambang perang dengan AS dikarenakan Presiden Xi Jinping sudah kehilangan kesabaran terkait krisis di Taiwan, kata Mantan Wakil Direktur MI6 Nigel Inkster.

Inkster memperingatkan bahwa upaya damai antara China dengan AS sudah tidak memungkinkan lagi.

Menurutnya China hampir menyimpulkan bahwa upayanya untuk mengambil alih Taiwan hanya akan berhasil "melalui upaya militer".

Baca Juga: Xi Jinping Sindir AS untuk Berantas Teroris di Afghanistan: Taliban Butuh Bimbingan

Nigel Inkster mengatakan kepada LBC pagi ini bahwa kemungkinan konfrontasi militer antara China dan AS jika diukur dalam skala 1-10, yaitu setinggi delapan.

Seperti diketahui, pada hari Jumat, angkatan udara Taiwan bergegas untuk memperingatkan 10 pesawat China yang memasuki zona pertahanan udaranya.

Sehari sebelumnya, Taiwan telah mengumumkan peningkatan USD 9 miliar yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pengeluaran militer untuk melawan ancaman dari China.

Baca Juga: Tagar 'Proyek Jebakan China' Trending, Netizen Singgung Pembangunan hingga Made In China

Ada juga kekhawatiran bahwa pakta pertahanan Aukus yang baru ditandatangani antara Inggris, AS dan Australia dapat menyebabkan Inggris terseret ke dalam perang dengan China atas Taiwan.

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mencap pakta AUKUS sebagai contoh "mentalitas perang dingin yang sudah usang".

"Dalam skala satu sampai sepuluh, seberapa besar kemungkinan kita akan mendapatkan konfrontasi militer antara Amerika dan China atas masalah ini?," tanya Pembawa Acara LBC Matt Frei kepada Inkster, Minggu 19 September 2021 dikutip dari Express.co.uk.

Baca Juga: Tagar 'Proyek Jebakan China' Trending, Netizen Singgung Pembangunan hingga Made In China

Menurut Inkster saat ini eskalasi memanasnya hubungan China dengan AS setinggi delapan.

"Skenario kasus terbaik adalah China dan AS menyadari bahwa mereka setara secara militer dan tidak memiliki keuntungan besar."

"Pengakuan itu dapat memastikan perdamaian yang berkelanjutan jika retak. Itulah harapan terbaik yang kami miliki."

Baca Juga: Netizen Korea Bereaksi Terhadap Undang-Undang Baru China yang Larang Idola Pria Terlihat Terlalu Feminim

Sementara itu Frei menindaklanjuti bahwa Xi Jinping sedang terburu-buru. Dia ingin menguasai Taiwan sebelum dia meninggalkan kantor, yang akan terjadi untuk beberapa waktu. Tapi momentumnya meningkat bukan.

Inkster mengatakan pihaknya mungkin mendekati titik kritis di mana negara-partai China menyimpulkan bahwa reunifikasi damai dengan Taiwan tidak mungkin.

"Mereka akan memutuskan bahwa semua upaya mereka harus fokus pada opsi militer," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ketegangan antara China dan Taiwan yang didukung AS telah meningkat selama setahun terakhir, di tengah kekhawatiran invasi Beijing ke pulau itu.

China telah mengambil sikap yang semakin agresif terhadap Taipei, yang telah lama menerima dukungan militer dari AS.

Taiwan baru-baru ini menghadapi serangan berulang dari angkatan udara China.

Berbicara pada hari Jumat, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan pemerintah harus menanggapi ancaman dari China dengan serius.

“Komunis Tiongkok terus-menerus berkomplot melawan kita," kata dia.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler