Heboh, Mantan Penasihat Donald Trump Luncurkan Medsos Saingan Twitter, Diretas Dalam Peluncurannya

5 Juli 2021, 22:15 WIB
Peretas yang dicurigai berada di balik serangan pemerasan massal yang memengaruhi ratusan perusahaan di seluruh dunia pada Minggu malam menuntut $70 juta untuk memulihkan data yang mereka simpan sebagai uang tebusan, menurut sebuah posting di situs web gelap //Reuters

ISU BOGOR - Mantan penasihat mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jason Miller meluncurkan situs media sosial (medsos) yang digadang-gadang menjadi saingan Twitter, diretas di hari pertama peluncurannya, Minggu, 4 Juli 2021.

Padahal Miller menyebut telah ada lebih dari 500.000 orang mendaftar untuk menggunakan situs tersebut.

Medsos GETTR, platform bergaya Twitter dengan postingan dan topik yang sedang tren, bahkan telah mengiklankan dirinya di toko aplikasi Google dan Apple sebagai 'jaringan sosial non-bias untuk orang-orang di seluruh dunia.'

Baca Juga:   HUT ke-245 AS, Biden Buka Gerbang Gedung Putih untuk 1.000 Warganya Pinta Akhiri Covid-19

"Masalahnya terdeteksi dan disegel dalam hitungan menit, dan semua penyusup dapat melakukannya adalah mengubah beberapa nama pengguna," kata Miller dalam sebuah pernyataan email kepada Reuters.

Dalam momen peluncuran itu, Miller memamerkan seorang penulis untuk Salon memposting tangkapan layar di Twitter dari beberapa profil GETTR.

Termasuk profil mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Miller sendiri, yang diubah menjadi "JubaBaghdad ada di sini, ikuti saya di twitter :)".

Ditanya tentang keamanan di media sosial barunya yang berhasil diretas dalam peluncuannya, Miller meyakinkan situasinya telah diperbaiki.

Miller telah menggoda rencana tim Trump untuk memulai platform media sosial baru selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Pesawat Militer C -130 Milik Angkatan Udara Filipina Jatuh, 50 Tentara Muda Tewas

Hal itu menyusul langkah Twitter dan situs lain yang memblokir mantan presiden AS itu setelah kerusuhan 6 Januari di mana para pendukungnya menyerbu Capitol.

Mantan penasihat Trump Steve Bannon pada hari Minggu menggambarkan GETTR sebagai pembunuh Twitter. Hal itu dimuat dalam postingan di akun GETTR-nya.

Trump secara permanen dilarang dari Twitter dan tetap ditangguhkan oleh Facebook hingga setidaknya 2023.

Pun juga YouTube Alphabet melakukan hal yang sama, sampai perusahaan menentukan bahwa risiko kekerasan telah berkurang.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Olimpiade, Barat Daya Tokyo Malah Tertimpa Bencana Longsong, Warga: Ini Neraka

Sebelumnya, Miller mengatakan kepada Fox News bahwa dia berharap Trump akan bergabung dengan medsos yang dibuatnya, GETTR.

Tetapi mantan presiden AS itu sedang mempertimbangkan sejumlah opsi. Bahkan Miller mengatakan kebebasan Trump memilih bergabung atau tidak karena ia tidak ikut mendanai platform tersebut.***

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler