BNPB: Total Korban Meninggal Akibat Bencana di NTT Capai 163 Orang dan 45 Masih Hilang

8 April 2021, 21:42 WIB
TNI dan Polri tinjau langsung lokasi bencana di NTT. /Polri/

ISU BOGOR - Bencana banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Kamis 8 April 2021 mencapai 163 orang dan 45 orang masih dalam pencarian.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dalam keterangan pers virtualnya pada Kamis, 8 April 2021.

"Jumlah korban meninggal terbanyak ditemukan di Flores Timur, tepatnya di pulau Adonara yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal 71 orang, dan lima orang dinyatakan hilang," kata Doni.

Baca Juga: Heboh! 'Hutan Hantu' Serang Pantai Carolina Utara

Baca Juga: Alat Online Ini Deteksi Virus Teratas yang Mengancam Penularan dari Hewan Ke Manusia, Pandemi Berikutnya?

Selanjutnya, Doni mengatakan, di Kabupaten Lembata 43 orang meninggal dan 25 hilang, Kabupaten Alor 43 orang meninggal dan 14 hilang.

Lalu, sebanyak enam orang meninggal di Kabupaten Malaka, kemudian tiga orang meninggal dan satu orang hilang di Kabupaten Kupang.

"Kota Kupang 6 orang meninggal, Kabupaten Sikka 1 orang meninggal, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Rotendau masing-masing 2 orang meninggal," sambung Doni.

Sementara itu satu orang meninggal di Kabupaten Ngada dan Ende. Sehingga keseluruhan total korban meninggal 163 orang, dan 45 orang dinyatakan masih hilang atau masih dalam pencarian.

Baca Juga: 22 Daerahnya Terdampak Siklon Tropis Seroja, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Tetapkan Tanggap Darurat

Baca Juga: Basarnas: Pencarian Orang Hilang Terkendala Alat karena Banyak Bebatuan Besar dan Cuaca NTT

Sekadar diketahui, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menetapkan status tanggap darurat terhitung mulai tgl 6 April sampai 5 Mei 2021. Status keadaan tanggap darurat bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang di Provinsi NTT ditetapkan melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021.

Penetapan keputusan ini diambil berdasarkan dampak dari siklon tropis seroja di Kota Kupang dan 21 Kabupaten dalam wilayah NTT sejak 2 April sampai dengan 5 April 2021.

"Dengan adanya penetapan keputusan tanggap darurat ini diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana di wilayah NTT," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menjelaskan berdasarkan data yang berhasil dihimpun hingga Rabu malam 7 April 2021, total korban jiwa di beberapa kabupaten dan kota terdampak berjumlah 138 jiwa.

"Rincian korban meninggal dunia tersebut, yaitu Kabupaten Flores Timur 67 jiwa, Lembata 32, Alor 25, Kupang 5, Malaka 4, Sabu 2, Ngada 1, Ende 1 dan Kota Kupang 1," jelasnya.

Sedangkan hilang, total dari laporan pertemuan koordinasi berjumlah 61 jiwa. Rincian sebagai berikut Kabupaten Lembata 35, Alor 20 dan Flores Timur 6.

Sementara itu, kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 688 unit, rusak sedang 272 dan rusak ringan 154.

"Dalam hal ini upaya penanganan darurat seperti pencarian dan evakuasi korban, pelayanan warga dipengungsian, pendistribusian bantuan, pendataan maupun pembukaan akses yang terisolisasi terus dan masih dilakukan," katanya.

Sejumlah helikopter juga sudah dikerahkan ke lokasi terdampak. Operasi udara ini didukung oleh Satuan Tugas TNI AU yang juga memfasilitasi pengiriman bantuan dari pihak donatur maupun relawan medis ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dengan transportasi darat.

"Dengan menjaga sinergitas ini, diharapkan penanganan bencana banjir bandang, tanah longsor dan gelombang pasang bisa dilakukan dengan baik dan tepat," jelasnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler