Kiamat Bisa Lebih Cepat dari yang Diperkirakan, Para Ilmuwan Ungkap Temuan Terbaru Ini

19 Januari 2022, 07:23 WIB
Kiamat Bisa Lebih Cepat dari yang Diperkirakan Menurut Para Ilmuwan Dalam Penemuan Terbarunya /Foto/Ilustrasi
ISU BOGOR - Kiamat atau akhir dunia bakal lebih cepat menurut para ilmuwan yang meneliti interior bumi baru-baru ini.

Temuan baru para ilmuwan itu menunjukan bumi telah mendingin pada kecepata lebih cepat dari yang mereka duga sebelumnya.

Berdasarkan temuan itu, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa akhir dunia mungkin lebih dekat daripada yang mereka duga semula.

Baca Juga: Kiamat Dikhawatirkan, Elon Musk Ramal Akan Ada Kepunahan Global hingga 100 Persen

Hasil penelitian mereka mengungkap interior bumi telah mendingin pada kecepatan yang lebih cepat dari yang mereka duga sebelumnya.

Ketika Bumi terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu, suhu ekstrem terasa di permukaannya karena tertutup lautan magma.

Selama jutaan tahun, permukaan planet mendingin untuk membentuk kerak sebagaimana dilansir dari Irish Mirror, Rabu 19 Januari 2022.

Baca Juga: WASPADA! Retakan Lapisan Es Gletser di Antartika Dapat Mempercepat 'Kiamat', Ini Kata Para Ilmuwan

Ini telah melepaskan panas dari intinya ke permukaan sejak saat itu, dan pelepasan ini mendorong aktivitas konveksi dan tektonik mantel.

Profesor ETH Motohiko Murakami dan rekan-rekannya dari Carnegie Institution for Science mengembangkan sistem pengukuran yang canggih untuk mengukur konduktivitas termal bridgmanite di laboratorium.

Mereka menggunakan sistem pengukuran penyerapan optik yang dikembangkan baru-baru ini dalam unit berlian yang dipanaskan dengan laser berdenyut untuk pengukuran.

Baca Juga: Kiamat Akan Terjadi dengan Banyak Tanda, Ini Kata Para Ahli Teori Konspirasi yang Percaya

"Sistem pengukuran ini memungkinkan kami menunjukkan bahwa konduktivitas termal bridgmanite sekitar 1,5 kali lebih tinggi dari yang diasumsikan," kata Prof Murakami kepada Spaceref yang dikutip Rabu 19 Januari 2022.

Studi tersebut menemukan bahwa aliran panas dari inti bumi ke dalam mantel lebih tinggi dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.

Aliran panas yang lebih besar ini meningkatkan konveksi mantel dan mempercepat pendinginan Bumi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan Bumi menjadi gurun yang dingin seperti Mars.

Baca Juga: Oksigen di Bumi Menipis, Para Ilmuwan Ramal 'Kiamat' Akan Terjadi Ditandai Panas Matahari yang Mengerikan

Hal ini dapat menyebabkan lempeng tektonik melambat lebih cepat dari perkiraan peneliti berdasarkan nilai konduksi panas sebelumnya.

Murakami dan rekan-rekannya juga telah menunjukkan bahwa pendinginan mantel yang lebih cepat akan mengubah fase mineral yang stabil pada batas inti-mantel.

Ketika mendingin, bridgmanite, mineral magnesium-silikat dan mineral paling melimpah di Bumi yang menyusun sekitar 70 persen mantel bawah berubah menjadi mineral pasca-perovskit.

Saat pasca-perovskit terbentuk di dalam inti-mantel dan mulai mendominasi, pendinginan mantel dapat lebih cepat.

Para peneliti memperkirakan, karena mineral ini menghantarkan panas lebih efisien daripada bridgmanite, itu akan memungkinkan Bumi mendingin lebih cepat.

Prof Murakami menambahkan dari hasil penelitiannya itu bisa dijadikan perspektif baru tentang evolusi dinamika Bumi.

"Mereka menyarankan bahwa Bumi, seperti planet berbatu lainnya Merkurius dan Mars, mendingin dan menjadi tidak aktif jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Kami masih belum cukup tahu tentang peristiwa semacam ini untuk menentukan waktunya," kata dia.***



Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler