ISU BOGOR - Cara panjang umur sebetulnya sudah banyak langkah yang harus dilakukan.
Seperti penelitian Longevity di Inggris baru-baru ini perlahan mengungkap rahasia kesehatan yang baik, membantu jutaan orang membuka jalan mereka menuju kehidupan yang lebih lama.
Para peneliti terus menerus menyoroti efek perlindungan dari buah-buahan dan kemampuannya untuk menangkal penyakit hingga menimbulkan efek positif bagi usia.
Baca Juga: Minuman yang Dilarang untuk Penderita Diabetes, Jus Buah hingga Kopi Segera Kurangi!
Tapi satu jus khususnya, dapat membantu memperpanjang hidup dengan mengatur tekanan darah dan mengurangi risiko kanker.
Sebagaiamana dilansir Express, pada Kamis 25 November 2021, bahwa ada banyak bukti bahwa diet sangat penting untuk menangkal penyakit.
Sayuran dan buah dikaitkan dengan risiko penyakit kronis yang lebih rendah, karena profil nutrisinya yang unik.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Pemicu Asam Urat yang Wajib Dihindari Segera
Satu minuman khususnya dapat meningkatkan peluang panjang umur karena antioksidannya yang kuat.
Minuman ini juga terbukti berhasil menurunkan tekanan darah tinggi.
Risiko kanker
Buah dan sayuran mampu menghambat sel kanker berkat konsentrasi antioksidannya yang tak tertandingi.
Baca Juga: 9 Minuman Penurun Kolesterol Cepat, Nomor Terakhir Dilarang Bagi Muslim
Beberapa sumber berpendapat bahwa plum memiliki antioksidan yang menyaingi blueberry, karena serat makanan dan kandungan polifoniknya yang tak ada bandingannya.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Critical Review in Food Science and Nutrition, buah dan turunannya dapat menggagalkan pertumbuhan kanker dengan mencegah sembelit.
Untuk mempelajari efek anti-kanker ini, para peneliti mempelajari ekstrak plum prem yang disiapkan di laboratorium untuk polifenol dan flavonoidnya.
Baca Juga: 3 Minuman yang Baik Dikonsumsi Bagi Pasien Diabetes Tipe 2 Menurut Ahli
“Kami menemukan bahwa PE60, ekstrak plum komersial, kaya akan kandungan fenolik/flavonoid dan secara signifikan menghambat pertumbuhan kanker usus besar,” tulis mereka.
“Persiapan laboratorium ekstrak metanol kulit plum ketika disesuaikan dengan kandungan polifonik menunjukkan efek yang mirip dengan PE60.”
Terlebih lagi, nutrisi yang sama ini telah terbukti memiliki efek menurunkan pada prekursor penyakit lain seperti tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko berbagai komplikasi, dan harus segera ditangani.
Untungnya, ada bukti bahwa jus prune dapat memungkinkan hal ini dengan menurunkan tekanan darah secara signifikan dalam waktu beberapa hari.
Penelitian telah menempatkan kemampuan jus prune untuk menurunkan hipertensi ke konsentrasi kalium yang tinggi.
Kalium adalah kunci untuk banyak fungsi utama dalam tubuh.
Ini membantu tubuh menjaga kadar cairan yang sehat dalam sel, mengatur kontraksi otot, dan menyeimbangkan kadar natrium dalam darah.
“Kalium diperlukan untuk fungsi normal semua sel. Ini mengatur detak jantung, memastikan fungsi otot dan saraf yang tepat, dan sangat penting untuk mensintesis protein dan memetabolisme karbohidrat, ”jelas Harvard Health.
“Diet yang menekankan asupan kalium yang lebih besar dapat membantu menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat, dibandingkan dengan diet rendah kalium.”
Karena garam banyak terdapat dalam makanan Barat, mengoptimalkan asupan kalium adalah kunci untuk menghindari masalah dengan jantung kardiovaskular.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa asupan kalium yang lebih tinggi dan asupan natrium yang rendah dapat mengurangi risiko stroke dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
Ini diilustrasikan dalam satu penelitian yang menyoroti kemampuan kalium untuk melawan kadar natrium yang tinggi, yang berada di balik berbagai masalah sirkulasi dan jantung.
Pada tahun 2010, peneliti menemukan bahwa orang yang minum jus prune atau makan prune setiap hari memiliki tekanan darah yang lebih rendah serta risiko hipertensi yang lebih rendah.
Penurunan tekanan darah diamati setelah hanya satu dosis, 11,5 gram plum.
Terlebih lagi, dosis ganda plum mendorong tekanan darah sistolik, yang menentukan risiko kesehatan kardiovaskular “secara signifikan”, menurut para peneliti.***