ISU BOGOR - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkap potensi PKI menyusup ke tubuh TNI bisa saja terjadi ke Tamtama, Bintara hingga Perwira. Sebab, sejak Reformasi tidak ada lagi litsus (penelitian khusus).
Seperti diketahui, litsus adalah istilah penertiban dan pembersihan personil yang lazim disebut dengan istilah skrining, dalam Keppres Nomer 16 Tahun 1990 berubah menjadi penelitian khusus.
"Tahun 1948 (peristiwa pemberontakan PKI) hingga 1965, 17 tahun kan bisa juga menyusupi itu, di masukin tentara, dari tamtama, bintara, perwira, masuk bisa juga," kata Gatot Nurmantyo di Channel YouTube Karni Ilyas Club yang dikutip Isu Bogor pada Kamis, 30 September 2021.
Lebih lanjut Gatot Nurmantyo menambahkan jeda waktu peristiwa pengkhianatan G30S PKI pada tahun 195 hingga sekarang lebih lama, sehingga potensi menyusup ke tubuh TNI lebih besar.
"Apalagi ini 65 hingga sekarang sudah berapa tahun, bisa juga nyusup. Mengapa? karena sejak habis reformasi, nggak ada lagi litsus. Maksudnya dulu kalau jadi pegawai-pegawaikan litsus, sekarang sudah nggak ada, kan bisa aja masuk," jelas Gatot Nurmantyo.
Menurut Gatot Nurmantyo berbagai kemungkinan menyusup PKI ke tubuh TNI ataupun institusi lain itu ada. Sehingga wajar, jika dirinya memiliki persepsi seperti itu.
Baca Juga: Isu PKI Jadi Panggung Politik, Gatot Nurmantyo: Persepsi Itu Wajar-wajar Saja
"Perkara orang lain menganggap saya salah ya saya hormatin. Tapi bagi saya, saya harus memberikan warning agar semuanya bersiaga semua.
"Dalam arti kata, melihat, membersihkan rumah masing-masing, jangan sampai peristiwa kelam (G30S PKI) itu kembali," kata Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo mengakui dirinya mendapatkan informasi hilangnya patung Soeharto, AH Nasution dan Sarwo Edhie Wibowo juga disertai seluruh patung 7 pahlawan revolusi, korban kekejaman PKI.
"Saya dapat informasi itu, tetapi saya belum bisa memotret itu semuanya, iya (belum punya bukti). Maka sebaiknya kan bolehkan kita menuju ke sana melihat semuanya kan begitu," kata Gatot Nurmantyo.***