Studi: Latihan Tepat Ini Mengurangi Risiko Penyakit Mematikan

11 Agustus 2021, 23:36 WIB
ilustrasi latihan kebugaran. /Victor Freitas/pexels.com/@victorfreitas

ISU BOGOR - Penelitian baru menunjukkan manfaat yang mengubah hidup dari menggabungkan latihan kekuatan dan latihan aerobik.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menemukan bahwa mereka yang berlatih kekuatan lebih dari latihan kardio memiliki risiko kematian dini akibat kanker yang lebih rendah.

Pada tahun 2021, tinjauan baru penelitian epidemiologi yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity tampaknya memiliki kesimpulan yang lebih maju.

Baca Juga: China Tegas Larang Ultra Marathon Usai Bencana Olahraga Gunung yang Menewaskan 21 Pelari

Para peneliti menemukan bahwa latihan kekuatan memang mengurangi risiko kematian Anda yang terkait dengan kanker.

Namun, para peneliti menemukan bahwa menggabungkan latihan kekuatan dan latihan aerobik dapat lebih mengurangi risiko kematian akibat kanker.

Terlebih lagi, penelitian ini bahkan mencantumkan beberapa latihan kekuatan yang dapat Anda lakukan. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang ditemukan para peneliti, dan untuk lebih banyak berita olahraga dan yang dapat Anda gunakan.

Baca Juga: Desain Besar Olahraga Nasional Indonesia, Menpora: Kami Akan Review Total Pembinaan Prestasi

- Angkat Besi

Seorang profesor di Departemen Kedokteran Pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Federal São Paulo Leandro Rezende mengatakan aktivitas fisik telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker.

"Tetapi tidak jelas jenis olahraga apa yang memiliki hasil terbaik," tulis Leandro Rezende.

Sekolah (EPM-UNIFESP) di Brazil, dijelaskan dalam rilis resmi bahwa dalam penelitiannya ditemukan bukti bahwa latihan kekuatan otot tidak hanya dapat mengurangi kejadian kanker dan kematian.

Baca Juga: Geger! Pria 35 Tahun Meninggal Mendadak Setelah Olahraga Joging di Pedestrian Kebun Raya Bogor

"Tetapi juga memiliki efek yang lebih baik jika dikaitkan dengan aktivitas aerobik, seperti berjalan, berlari, berenang, dan bersepeda," ungkapnya.

Kajian tersebut, yang mengambil data lebih dari 1,2 juta orang, menemukan bahwa ada hubungan kuat antara aktivitas fisik dan risiko kanker spesifik ini: payudara, perut, endometrium, ginjal, dan kandung kemih.

Mereka tidak dapat menghubungkan olahraga dan pengurangan risiko kanker di usus besar, prostat, paru-paru, pankreas, kerongkongan, rektum—selain limfoma, melanoma, dan leukemia.

Baca Juga: Niat Maling Motor di Cileungsi, Berakhir 'Salam Olahraga'

- Catat Gerakan

Tinjauan tersebut menemukan bahwa latihan yang menggunakan "squat, dayung, papan, latihan beban, dan sebagainya dapat mengurangi kemungkinan kematian akibat kanker sebesar 14%," catat Technology Networks Cancer Research, dalam sebuah artikel penelitian.

Namun, "ketika latihan ini dikombinasikan dengan aktivitas aerobik, manfaatnya bahkan lebih besar, berpotensi mengurangi kematian hingga 28%."

Berapa banyak olahraga yang harus Anda lakukan? Nah, penelitian tersebut mengatakan bahwa Anda sebaiknya mengikuti rekomendasi dari sebagian besar badan kesehatan terkemuka.

“[Kami] menguatkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai latihan aerobik reguler untuk orang dewasa: 150-300 menit per minggu jika cukup intens, 75-150 menit olahraga berat, atau kombinasi yang setara. WHO juga merekomendasikan dua kali -latihan penguatan mingguan."

- Olahraga cukup membantu

Penulis penelitian mencatat bahwa mereka sama sekali tidak tahu mengapa aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker.

Tetapi mereka menawarkan beberapa hipotesis yang pertama cukup simple yaitu orang yang melakukan latihan beban dan kardio cenderung tidak mengalami obesitas, yang dengan sendirinya menurunkan "kejadian kanker".

Kemudian yang kedua adalah bahwa lebih banyak massa otot mengarah ke kontrol glukosa yang lebih baik, dan tren seperti HIIT—yang menggabungkan latihan kekuatan dan kardio—"dapat memicu adaptasi dalam tubuh dengan menghasilkan lebih banyak antioksidan," yang mungkin berdampak.

Hipotesis terakhir yaitu olahraga meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh, dan lingkungan "hipoksia"—daerah yang rendah oksigen—"penting untuk pertumbuhan tumor."

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: EatThis

Tags

Terkini

Terpopuler