Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut LAPAN Belum Bisa Dipastikan Nama Jenis Benda Luar Angkasa Tersebut
Masyarakat umum menyebut awan ini sebagai awan topi, awan tudung atau juga awan kanopi karena seolah menjadi penutup yang menyelubungi puncak gunung.
Kemunculan awal Lenticularis tergolong langka karena mekanisme pembentukannya yang unik.
Ahrens, seorang pakar Klimatologii dan Geofisika, dalam bukunya Essential of Meteorology menggolongkan awan lenticularis sebagai subklas awan khusus.
Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut Astrophile, Legenda Keris Majapahit dan Istilah 'Berambut Panjang'
Hal ini karena memang bentuk awan Lentikularis atau awan topi ini juga ketinggian terbentuknya dapat berada pada level awan rendah, awan menengah dan awan tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka awan Lenticularis dibedakan menjadi tiga jenis.
Pertama, Stratocumulus standing Lenticular (SCSL), merupakan awan Lenticularis yang terbentuk pada ketinggian kurang dari 2.000 meter.
Kedua, Altocumulus standing Lenticular (ACSL), jika awan Lenticularis tersebut terbentuk pada ketinggiannya antara 2.000 - 7.000 meter.
Baca Juga: Meninggal Saat Sambut Kepulangan Habib Rizieq Syihab, Jenazah Warga Bogor Ditutupi Bendera Tauhid