Walaupun awan-awan Lenticularis ini lebih sering terlihat di pegunungan, pada beberapa kejadian langka, awan-awan Lenticularis juga muncul di dataran yang datar/rendah.
Menurut para ahli meteorologi, pembentukan awan Lenticularis pada daerah tersebut bukanlah hasil dari efek gelombang gunung, tetapi lebih dari kecepatan angin yang berfluktuasi karena adanya front di atmosfer.
Baca Juga: Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Maskapai Penerbangan Diminta Waspada
Sedangkan dari perspektif kearifan lokal atau mitologi jawa, sejak zaman dahulu warga pecaya fenomena itu ada hubungannya dengan situasi politik atau kehidupan sehari-hari.
Bahkan, Gunung Semeru sebagai salah satu gunung yang sering diselimuti awan di puncaknya atau biasa disebut Mahameru, oleh warga sekitar selalu dikaitkan dengan mitos.
Biasanya awan bergaris mengikuti arah mata angin. Ada awan membentuk garis yang membujur dari utara ke selatan dan ada juga bergaris dari arah utara ke barat.
Kedua bentuk awan itu dinyakini dengan kondisi gunung (berkaitan dengan aktivitas magma).
Baca Juga: Waspada, Tiga Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Gunung Sinabung
Jika di pucak gunung itu di pagi hari (khususnya) muncul awan bergaris dari utara ke selatan, sebagai tanda gunung itu sedang aman.
Sebaliknya jika ada awan bergaris yang mengarah dari utara ke barat, bisa diartikan kondisi gunung sedang 'bergolak'.