Namun demikian, dalam irama bentuk kayu sonokeling yang plastis, sosok wanita itu masih dapat dikenali dari bulatan dalam rongga yang mempresentasikan buah dada, dan lekuk-lekuk bergelombang yang mengasosiasikan bagian-bagian anatomi tubuh.
Selain sebagai pematung monumen, seniman ini termasuk pendukung yang kuat dalam mengeksplorasi patung-patung yang berazas liris individual. Edi Sunarso dalam proses yang panjang mengembangkan bentuk modern yang tetap berorientasi menggali sumber-sumber tradisi.
Baca Juga: Terkuak Misteri Tangisan Anak Pembawa Kutukan dalam Lukisan The Crying Boy
Puncaknya adalah ketika ia sampai pada bentuk-bentuk abstrak yang didalamnya tersimpan spirit dan idiom-idiom tradisi.
Dalam karya ini makna yang dibaca adalah bagaimana seniman mengunggkapkan empati terhadap nilai-nilai human lewat penggalian bentuk-bentuk tubuh wanita.
Eksplorasi nilai human itu sampai pada esensi bentuk, fungsi, dan nilai estetik bagian-bagian tubuh sehingga melahirkan bentuk yang tidak terduga. Sampai penggalian yang purna, patung ini menampilkan bentuk lembut dan indah, yang merefleksikan nilai human sosok wanita.***