3 Karya Seni Rupa Patung Terbaik, Mewarnai Galeri Nasional Indonesia

- 20 Oktober 2020, 19:42 WIB
Tiga patung terbaik yang berada di Galeri Nasional Indonesia
Tiga patung terbaik yang berada di Galeri Nasional Indonesia /Geleri Nasional/Galeri Nasional


ISU BOGOR - Pastinya semua orang sudah mengenal apa itu Patung. Karya seni rupa yang sangat terkenal ini sering digunakan untuk menghias bangunan atau ruangan, tapi ada juga patung yang digunakan untuk acara tertentu.

Berikut 3 karya seni patung terbaik yang berada di Galeri Indonesia.

Seni patung adalah suatu karya seni rupa yang bentuknya tiga dimensi, artinya hasil karyanya memiliki volume atau isi. Seni patung dapat disebut juga sebagai karya seni plastik (palastic art), jadi maksud plastik disini dapat dibentuk sesuai keinginan.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Taeyeon Gantikan Peran Hyeri dalam Acara Amazing Saturday

Seni patung juga dikenal sebagai seni dalam bentuk yang mengandung nilai keindahan pada hasil karyanya.

Sebagai salah satu bentuk seni sebenarnya memiliki artian luas, karena hasil karyanya tidak hanya berbentuk manusia atau hewan saja, tapi bisa juga dalam bentuk apapun selama itu tiga dimensi memiliki volume dan mengandung unsur keindahan.

Definisi seni rupa yaitu salah satu cabang dari seni yang membentuk karya dengan menggunakan media yang dapat ditangkap oleh mata, dan dapat dirasakan dengan di raba.

Baca Juga: BIG MATCH: Persiapkan Pertandingan MU Vs PSG, Berikut Link Streaming Siaran Langsung Liga Champions

Seni rupa merupakan suatu ungkapan yang berasal dari ide maupun perasaan manusia, lalu diwujudkan dengan bentuk rupa yang dimana terdapat unsur titik, garis, warna, bidang, tekstur, ruang, dan gelap-terang.

Seperti yang sudah di jelaskan bahwa seni rupa merupakan pengungkapan dari sebuah imajinasi, dan perasaan manusia yang tanpa batas dan tidak memiliki batasan pada karya itu sendiri, sehingga tidak akan kehabisan untuk ide.

Dalam kehidupan kita sebagai manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya seni. Dengan seni hidup ini menjadi lebih berwarna dan tentunya tidak monoton. Maka inilah fungsi dari seni yaitu untuk memuaskan hati manusia dengan keindahan yang dapat memberikan semangat pada hati dan pikiran kita.

Baca Juga: Terima PM Jepang, Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Pertama di Masa Pandemi

Berikut ini 3 karya seni rupa patung, terbaik di Galeri Nasional Indonesia (GNI), salah satunya adalah:

1. Komposisi Makhluk Mitologi

Seniman: I Nyoman Tjokot
Tahun pembuatan: 1965
Media: Kayu

Karya patung I Nyoman Tjokot yang berjudul 'Komposisi Mahluk Mitologi' 1965 ini, merupakan konfigurasi imajinatif tentang makhluk-makhluk dari dunia mistis.

Bentuk-bentuknya cenderung mengarah pada idiom visualyang bersifat demonis dengan ekspresi yang menakutkan. Sosok-sosok totem dalam tekstur kasar, saling bertumpuk dengan bentuk dan gerak tubuh yang bebas.

Baca Juga: Malam Ini, Misi Balas Dendam PSG Pernah Dipermalukan Manchester United di Liga Champions

Ronggarongga selain memberi batas bentuk juga menjadi aksentuasi suasana primitif. Dalam karya-karyanya Nyoman Tjokot cenderung tidak mengukir dengan rumit, apalagi menghaluskan figur-figurnya.

Ia justru merespon lekuk-lekuk bentuk kayu yang ada, dan menggali munculnya berbagai figur dengan kemungkinan bentuk dan gesturnya.

Pada mulanya karya-karya Tjokot yang bentuknya bebas dan kasar itu tidak mendapat sambutan, apalagi di antara keragaman artistik patung-patung Bali yang halus dan rumit. Akan tetapi, setelah Walter Spies dan Rudolf Bonnet memberikan dorongan dan sugesti tentang kekuatan yang dimiliki, maka Tjokot sendiri bisa meyakininya.

Baca Juga: Ini 5 Lukisan Terbaik Karya Seniman Indonesia yang Jadi Sejarah Berdirinya GNI

Setelah itu, berkembanglah respon publik pada karya-karyanya, bahkan gaya Tjokot kemudian dikembangkan anak-anaknya dengan label 'Tjokot Sons', dan seniman lain juga banyak yang menganutnya.

Tjokot sebenarnya merupakan seniman alam yang muncul mengikuti intuisi kreatif dengan melepas pakem visual tradisi, seperti seniman Bali lainnya pada masa terbentuknya Pita Maha. Walaupun demikian, seniman-seniman ini tetap setia pada jiwa nilai-nilai kolektif tradisional masyarakat Bali untuk menjadi inspirasinya.

2. Pasangan

Seniman: Wiyoso Yudoseputro
Tahun pembuatan: 1974
Media: Kayu Besi

Karya yang berjudul 'Pasangan' 1974, adalah salah satu di antara puluhan karya 3 dimensi, Wiyoso Yudoseputro lainnya. Karya tersebut mewakili periode penciptaan era 70an, dimana pendekatan akademik menjadi domain landasan berkarya bagi para perupa patung di sebagian kota-kota besar Indonesia.

Nilai universal dan kebaruan dari pendekatan Barat, yang hadir lewat akademi atau perguruan tinggi seni tetap membuka celah bagi berkembangnya keunikan ekspresi dari setiap diri perupa, tidak terkecuali sosok Wiyoso dalam hal berkarya sangat terpengaruh oleh nilai-nilai tersebut.

Baca Juga: Mengenal 12 Skala MMI Dalam Kekuatan Gempa

Wiyoso senantiasa memadukan pendekatan lain, secara inovatif dengan bersumber dari khasanah seni rupa timur secara umum dan lokal tradisional secara khusus.

Karya ini memperlihatkan upaya Wiyoso untuk memanifestasikan gagasan universal yang membentuk dan menandai kehidupan. Femininmaskulin yin-yang.

Penghadiran bentuk dilakukan dengan pendekatan abstrak figuratif terhadap 2 sosok tubuh yang disatukan. Gagasan penyatuan ini bisa mencakup tatanan biologis, kosmik maupun spiritual.

Karya ini memperlihatkan karakter organik dan soliditas yang kuat yang dibentuk oleh komposisi 2 sosok yang berdekapan secara asimetris namun seimbang.

Ditambah oleh ekspresi kekuatan dan kekerasan kayu besi sebagai media berkaryanya. Karakter yang kemudian muncul adalah citra keabadian dari penyatuan entitas yang saling berlawanan, namun senantiasa berupaya mencapai ekuilibrium ini.

Baca Juga: Jokowi Sebut Indonesia Aman Gelar Perhelatan Piala Dunia U-20

Karya ini sebagaimana halnya beberapa karya Wiyoso lain merupakan hasil perenungannya yang intens akan nilai kehidupan yang paling azali dan hakiki. Entitas yang tersirat di dalam karya 'Pasangan' tampaknya dipengaruhi juga oleh pola pandang ketimuran yang sarat memuati bidang keilmuan sejarah seni rupa tradisi yang ditekuni Wiyoso selama berkarir sebagai dosen.

3. Torso

Seniman: Edi Sunarso
Tahun pembuatan: 1974
Media: Kayu Sonokeling

Karya Edi Sunarso yang berjudul 'Torso' 1974, merupakan deformasi lanjut dari bentuk tubuh seorang wanita. Patung ini bisa dikategorikan dalam gaya seni abstrak, mengingat bentuknya telah jauh berubah dari dasarnya.

Namun demikian, dalam irama bentuk kayu sonokeling yang plastis, sosok wanita itu masih dapat dikenali dari bulatan dalam rongga yang mempresentasikan buah dada, dan lekuk-lekuk bergelombang yang mengasosiasikan bagian-bagian anatomi tubuh.

Selain sebagai pematung monumen, seniman ini termasuk pendukung yang kuat dalam mengeksplorasi patung-patung yang berazas liris individual. Edi Sunarso dalam proses yang panjang mengembangkan bentuk modern yang tetap berorientasi menggali sumber-sumber tradisi.

Baca Juga: Terkuak Misteri Tangisan Anak Pembawa Kutukan dalam Lukisan The Crying Boy

Puncaknya adalah ketika ia sampai pada bentuk-bentuk abstrak yang didalamnya tersimpan spirit dan idiom-idiom tradisi.

Dalam karya ini makna yang dibaca adalah bagaimana seniman mengunggkapkan empati terhadap nilai-nilai human lewat penggalian bentuk-bentuk tubuh wanita.

Eksplorasi nilai human itu sampai pada esensi bentuk, fungsi, dan nilai estetik bagian-bagian tubuh sehingga melahirkan bentuk yang tidak terduga. Sampai penggalian yang purna, patung ini menampilkan bentuk lembut dan indah, yang merefleksikan nilai human sosok wanita.***

Editor: Chris Dale

Sumber: Galeri Nasional Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x