Lewat Gubuk Rangga di Tengah Kebun Sawit, Sam Pembuhun dan Pemerkosa Ibunya Mulai Mengenali Keluarga

- 15 Oktober 2020, 20:53 WIB
Ilustrasi perkebunan Sawit di Riau
Ilustrasi perkebunan Sawit di Riau /Pikiran-rakyat.com

Ternyata, begitu tragis kisah Rangga yang baru datang untuk tinggal bersama ibunya di Aceh Timur dari Sumatera Utara tempat tinggal ayah kandungnya.

Baru Dua Bulan di Tengah Kebun Sawit
Geuchik Alue Gadeng, kerabatnya Adi Sahputra, kepada aceHTrend menuturkan, Aiyub baru dua bulan memboyong keluarga kecilnya ke tengah kebun sawit yang jauh dari permukiman.

Sebelumnya mereka tinggal di Gampong Birem. Hingga saat ini dokumen kepindahan mereka masih dalam proses.

Di Alue Gadeng, keluarga kecil itu tinggal di tanah milik keluarga Aiyub. Lelaki yang sehari-hari mencari ikan di tambak pada malam hari, membangun gubuk kecil di tengah kebun yang jauh dari tetangga terdekat. “Jarak gubuk mereka dengan tetangga paling dekat 100 meter,” terang Adi Sahputra. Kondisi di sana masih berupa hutan dan semak belukar.

Baca Juga: Amerika Cabut Tuduhan Prabowo Sebagai Pelanggar HAM, Besok Ia Diterima di Pentagon

Kini Rangga (9) sudah dikuburkan pada Minggu malam, 11 Oktober 2020 seusai salat Magrib.

Pahlawan cilik itu meninggal dunia setelah ditebas menggunakan samurai oleh Sam (36) warga Alue Gadeng, Birem Bayeun, Aceh Timur, yang baru empat bulan mendapatkan asimilasi dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Awalnya Sam dipenjara di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Dia dijebloskan ke dalam tutupan karena membunuh orang.***

 

 

Halaman:

Editor: Linna Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah