Belum Sebulan Rapimnas, LDII Sudah Jadi Kontroversi Lagi di Medsos, Ada Apa?

- 14 September 2020, 13:44 WIB
Tangkapan layar tren LDII
Tangkapan layar tren LDII /Linna Syahrial



ISU BOGOR - Tren media sosial Twitter kini diwarnai kontroversi lagi, kali ini mengenai beberapa kebiasaan dalam beribadah di masjid dan tradisi menikah pengikut Lembaga Dawah Islam Indonesia (LDII).

Warganet riuh saling mengomentari adanya kebiasaan mengepel lantai sesudah jamaah dianggap non LDII.

Selain itu, ada pula yang menyebutkan sebenarnya kalangan masyarakat yang mengikut LDII cukup ramah terhadap sesama hanya saja untuk menikah harus sesama kalangan lembaga tersebut.

Baca Juga: Harga dan Spesifikasi HP Realme X3 SuperZoom, Ponselnya Maniak Fotografi

Ditambah pula, ocehan warganet mengenai sratus LDII yang pernah dianggap sesat pemerintah akan tetapi sekitar tahun 2012 atau 2013 kemudian dianggap tidak sesat kembali.

 



Pantauan IsuBogor.com, Senin, 14 September 2020 siang, unggahan warganet yang terlanjut beribu cuitan, belum jelas secara pasti alasan tren LDII di Twitter.

Namun, sekedar diketahui, tren itu terjadi belum sebulan atau tepatnya baru tiga minggu setelah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) LDII digelar, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Dikutip IsuBogor.com dari Antara, Rapat Pimpinan Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia 2020 yang digelar virtual secara aklamasi menetapkan Chriswanto Santoso penjabat (Pj) Ketua umum DPP LDII melanjutkan periode kepengurusan 2016-2021.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, penetapan itu mendapat dukungan 34 Dewan Pimpinan Wilayah LDII secara bulat. Pemilihan penjabat ketua umum itu dilakukan setelah ketum sebelumnya KH Abdullah Syam tidak dapat melanjutkan kepemimpinan karena meninggal dunia.

Baca Juga: Setelah Heboh Anjay, Komnas PA Tuding Razia Manusia Silver di DKI Jakarta Sebagai Kriminalisasi

Bahkan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin seperti diberitakan Antara pada Jumat, 4 September 2020 meminta LDII memberikan pelayanan dakwah dan islam yang berkualitas kepada masyarakat, sehingga sumber daya manusia unggul di Indonesia dapat terwujud.

"Diperlukan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat, salah satunya LDII, untuk berkontribusi dalam menciptakan SDM unggul melalui pemberian pelayanan pendidikan kepada umat," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ma'ruf mengatakan pemberdayaan umat menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Dengan pemberdayaan yang bermutu, maka umat Islam diharapkan mampu berkompetisi baik di tingkat nasional maupun global.

Pemberdayaan umat tersebut, lanjut Ma'ruf, dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun vokasi yang dapat dikembangkan di pesantren seluruh daerah.

Baca Juga: Tandingi PS5, 10 November Siapkan Kocek Rp 4 Juta untuk Xbox Series S

"Kita ingin mengembangkan pendidikan vokasi, sehingga masyarakat kita ini akan terus bisa hidup dengan kemampuan yang kita bekali dengan pendidikan vokasi itu; baik menyangkut keterampilan, juga vokasi dalam arti pengembangan diri," jelasnya.

Sebagai lembaga yang menyebarkan dakwah Islam, Ma'ruf berharap LDII dapat menyasar lebih banyak pesantren, khususnya di daerah-daerah terpencil. Sehingga, pemberdayaan umat dapat semakin terjangkau oleh masyarakat luas.

"Saya senang kalau pesantren-pesantren dapat pemberdayaan masyarakat, pengembangan diri. Saya berharap LDII terus berpartisipasi dalam rangka pembangunan Indonesia Maju, terutama yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia," ujarnya.***

Editor: Linna Syahrial

Sumber: Permenpan RB Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah