Tren Warganet Ingin Tahu Tentang Puasa Arafah, MUI Menjawab

- 29 Juli 2020, 09:10 WIB
Ilustrasi Salat Idul Adha.*
Ilustrasi Salat Idul Adha.* /dok

 



ISU BOGOR - Menjelang Idul Adha 1441 H/2020 yang tinggal dua hari lagi, tepatnya Jumat, 31 Juli 2020 warganet mulai meramaikan tren tata cara dan makna Puasa Arafah di media sosial Twitter.

Pantauan isubogor.com pada Rabu, 29 Juli 2020 hingga pukul 7.58 WIB tag atau penandaan kata Arafah masih menjadi tren di media sosial Twitter.

Puasa Arafah dilaksanakan pada satu hari sebelum Idul Adha setiap tahunnya, tepatnya kali ini pada Kamis, 30 Juli 2020 atau 8 Julhijah 1441 H.

Baca Juga: Siang Ini, Protokol Kesehatan Idul Adha 2020 Kabupaten Bogor Dikukuhkan

Mulai dini hari, warganet saling mengingatkan untuk bangun sahur untuk melaksanakan puasa Tarwiyah.

Tidak lupa, mengingatkan hukum puasa Arafah di esok harinya, makna beserta pahalanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat KH Mukri Aji menerangkan, puasa Tarwiyah dan Arafah dalam ibadah Idul Adha atau perayaan Ibadah Haji yang juga biasa disebut Perayaan Kurban merupakan suatu hari yang menjadi masa pemikiran atau keraguan dan kemantapan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya Ismail atas perintah Allah SWT.

Dalam puasa Tarwiyah, Nabi Ibrahim diliputi gundah atas mimpi yang diberikan Allah untuk menyembelih putra kesayangannya itu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Masjid Istiqlal Tidak Gelar Salat Idul Adha

Lahir dari Siti Hajar, Ismail adalah anak yang ditunggu-tunggu Ibrahim setelah sekian lama menanti.

Namun, kemudian Nabi Ibrahim bertanya langsung kepada Ismail tentang perintah dalam mimpinya dan Ismail memantapkan ketetapan hati ayahnya untuk memehuni perintah Allah SWT.

Dialog antara Nabi Ibrahim dan Ismail ada dalam Quran Surat As-Shaffat ayat 102 yang artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Baca Juga: Pemkot Bogor Terbitkan Protokol Kesehatan Sholat Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban

Setalah memantapkan hatinya, ternyata Allah SWT malah mengganti Ismail dengan gibas atau seekor domba yang akhirnya disembelih Nabi Ibrahim.

Peristiwa itu, yang melatarbelakangi adanya perayaan Haji atau Idul Adha yang berarti bergembira atas pengorbanan dan pertolongan Allah SWT.

Sebenarnya, kata KH Mukri Aji, Ibadah haji dilaksanakan bagi yang mampu, sementara yang berada di kediamannya masing-masing melaksanakan ibadah Salat Idul Adha.

"Jadi, yang tidak berhaji, cukup melaksanakan Salat Idul Adha di Masjid sekitar, untuk puasa Tarwiyah dan Arafah adalah puasa sunnah, bukan wajib. Tapi Arafah itu sunnah muakadah artinya, sunnah yang diutamakan," jelasnya saat dibuhungi isubogor.com, Rabu 29 Juli 2020. 

Selain itu, kata dia, untuk pelaksanaan salat sunah sebenarnya boleh dilakukan dengan dua niat seperti puasa Arafah dengan qada atau utang puasa Ramadhan.

Akan tetapi, lebih dianjurkan melaksanakan puasa dengan satu niat.

Baca Juga: Obat Covid-19 Belum Ditemukan, MUI Kabupaten Bogor Angkat Bicara Soal Kalung Antivirus Corona


"Hemat saya pribadi, lebih baik satu niat, di atur waktunya, tapi prinsipnya dua niat dalsm satu puasa sunah boleh saja," ujarnya.***






Editor: Linna Syahrial

Sumber: Twitter MUI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x