Tragedi Kanjuruhan Tak Ada yang Mau Ngaku Tanggungjawab, Rocky Gerung Singgung Aparat Keamanan

- 3 Oktober 2022, 19:51 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung menyayangkan dengan tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang jadi perhatian dunia tapi tak ada yang mau mengaku bertanggungjawab. Bahkan Rocky menyinggung harusnya aparat keamanan bertanggungjawab.
Pengamat Politik Rocky Gerung menyayangkan dengan tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang jadi perhatian dunia tapi tak ada yang mau mengaku bertanggungjawab. Bahkan Rocky menyinggung harusnya aparat keamanan bertanggungjawab. /YouTube Indonesia Lawyers Club
ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung menyayangkan dengan tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang jadi perhatian dunia tapi tak ada yang mengaku bertanggungjawab. Bahkan Rocky menyinggung harusnya aparat keamanan bertanggungjawab.

"Kita mesti minta pertanggungjawaban dari aparat keamanan, dan pertanggungjawaban itu ada hierarkinya," ungkapnya di Channel YouTube Rocky Gerung Official, Senin 3 Oktober 2022.

Lebih lanjut Rocky Gerung menjelaskan akibat tidak adanya pihak yang mau bertanggungjawab dari tragedi Kanjuruhan, akhirnya ada beberapa orang meriset jenis gas air mata yang digunakan aparat keamanan.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, 18 Polisi Pelontar Gas Air Mata Diperiksa Tim Investigasi

"Sekarang ada orang yang riset jenis gas mata. Jadi makin lama, makin jauh ini analisisnya," kata Rocky Gerung.

"Karena itu mestinya pak Kapolri sebagai atasan kepolisian ngasih konferensi pers pertama dong, dia mengarahakan tentang pertanggungjawaban," ujar Rocky Gerung.

Jadi, kata Rocky Gerung, bukan pihak-pihak seperti Menkopolhukam, Menpora, Menko PMK hingga Komnas HAM memberikan komentar denga menyebut tragedi Kanjuruhan ini sebagai tragedi kemanusiaan.

Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Capai 448 Orang, 125 Meninggal Dunia dan 323 Luka-luka

"Iya semua orang tahu tragedi kemanusiaan, tapi bukan tragedinya yang digede-gedein, tapi pertanggungjawaban dari tragedi itu," ungkap Rocky Gerung.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 18 anggota polisi operator pelontar gas air mata saat laga Arema FC dan Persebaya Surabaya diperiksa tim investigasi Inspektorat Khusus (Itsus) dan Propam Polri.

"Tim dari pemeriksa Bareksrim secara internal dari Itsus dan Propam melakukan pemeriksaan anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan," ungkap Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin 3 Oktober 2022.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: Klub Sepak Bola Dunia Belasungkawa hingga La Liga Spanyol Mengheningkan Cipta

"18 orang anggota yang bertanggung jawab atau operator senjata pelontar didalami Itsus dan Propam," tuturnya.

Selain itu, lanjut Dedy, tim Itsus dan Propam juga akan mendalami terkait masalah prosedur pengamanan pertandingan. "Juga mendalami terkait masalah manajerial pengamanan, mulai pangkat perwira (pertama) sampai pamen," ujarnya.

"Update hari ini, tim investigasi Polri dari Bareskrim akan melakukan pemeriksaan beberapa saksi antara lain Direktur LIB, Ketua PSSI Jawa Timur, Ketua Panitia penyelenggara dari Arema, dan Kadispora Provinsi Jawa Timur, yang inshaAllah akan dimintai keterangannya hari ini," jelas Dedi.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x