"Kita semua perlu untuk mewaspadai, meskipun magnitudo yang terjadi tadi adalah magnitudo 6,7. Namun skenario terburuk kita, terutama masyarakat di sekitar pemeirntah daerah untuk menyiapkan dengan magnitudo 8,9," kata Dwikorita.
Selanjutnya, kata Dwikorita, BMKG berulangkali menegaskan megathrust magnitudo 8,9 yang jadi skenario terburuk ini bukanlah prediksi.
"Kita tidak tahu apakah itu, akan terjadi Insya Allah tidak terjadi. Namun untuk mitigasi apabila sewaktu-waktu terjadi kita perlu mewaspadai.
"Dengan cara menyiapkan tata ruang yang benar-benar memperhatikan potensi guncangan tanah, ini sudah dipetakan zona-zona mana yang kira-kira terguncang kuat apabila gempa terjadi," katanya.
Maka dari itu, kata Dwikorita, tata ruang dalam hal izin bangunan harus memperhatikan zona-zona yang sudah teridentifikasi sebagai area bahaya.
Baca Juga: Gempa Terkini Banten 5,3 SR Terasa Hingga Jakarta dan Bogor, Ini Penjelasan BMKG
"Dan juga mohon memperketat building code, terutama untuk bangunan vital strategis mampu bertahan untuk kekuatan gempa 8,9, itu skenario terburuk," ungkap Dwikorita.
Selanjutnya, Dwikorita menegaskan kembali bahwa angka magnitudo 8,9 itu bukan ramalan atau prediksi tetapi angka untuk mitigasi tata ruang dan building code.
"Dan langkah-langkah mitigasi lainnya," kata Dwikorita.