Network
ISU BOGOR - Politikus PDIP sekaligus anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan jadi bulan-bulanan sejumlah warganet di Twitter usai minta Ketua Kejaksaan Tinggi (Kajati) berbahasa Sunda diganti.
Pernyataan Arteria Dahlan itu disampaikan dalam forum Komsii III DPR dan Kejaksaan Agung di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
Arteria Dahlan meminta seorang Kajati yang berbicara menggunakan Bahasa Sunda dalam forum diganti karena menilai itu bisa membuat salah peneeimaan informasi.
Baca Juga: Pernyataan Arteria Dahlan Dinilai Berbahaya, Ketum FPSH Jabar: Bisa Mengusik Persatuan Bangsa
"Kita ini Indonesia, Pak. Jadi orang takut kalau ngomong pake bahasa Sunda nanti orang takut ngomong apa dan sebagainya," ujar Arteria pada Jaksa Agung.
Akibatnya, pernyataan Arteria tersebut menuai banyak kontroversi publik hingga ia menjadi bulan-bulanan sejumlah warganet di media sosial Twitter.
Hal itu menyebabkan nama Arteria Dahlan menduduki puncak trending topik Twitter pada Rabu, 19 Januari 2022.
Baca Juga: Kiamat Bisa Lebih Cepat dari yang Diperkirakan, Para Ilmuwan Ungkap Temuan Terbaru Ini
"Arteria Dahlan tu songong banget!!! Kudu di ketrak tarangna," kata akun @EngkusKusmana7.
"Si Arteria ini maennya amatiran pisan. Kalo tujuannya minta kajati diganti, yang cerdas atuh maennya da sia teh politikus. Sungutna memang kudu dioperasi plastik meh leuwih mantes katingalina," sambung akun @Imam_piul.
"Sehina itu sugan make basa sunda kudu dipecat,basa eta iyeu arteria setan bentak2 kolot pas debat ayeuna neangan masalah jeung urng sunda," imbuh akun @abheemanyun.
Baca Juga: Profil Arteria Dahlan, Politisi PDIP yang Minta Ganti Kajati Pakai Bahasa Sunda saat Rapat
Tak hanya warganet, sejumlah tokoh politik dan publik figure pun turut mengecam keras pernyataan Arteria terhadap Kajati berbahasa Sunda.
Salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ia menuntut Arteria untuk meminta maaf sesegera mungkin kepad masyarakat Sunda.
"Searifnya Bang Arteria Dahlan meminta maaf kpd masyarakat #Sunda. Negeri ini sdh lelah dgn pertengkaran. Nusantara ini kaya krn perbedaan, termasuk bahasa," tutur Ridwan Kamil.***
