'Presiden Mundur Rakyat Bersyukur' Trending, Refly Harun: Itu Sama Katakan Jokowi 3 Periode

- 27 Agustus 2021, 07:15 WIB
'Presiden Mundur Rakyat Bersyukur' Trending, Refly Harun: Itu Sama Katakan Jokowi 3 Periode.
'Presiden Mundur Rakyat Bersyukur' Trending, Refly Harun: Itu Sama Katakan Jokowi 3 Periode. /Tangkapan layar/Channel YouTube Refly Harun

ISU BOGOR - Tagar 'Presiden Mundur Rakyat Bersyukur' sempat trending di media sosial Twitter belakangan ini.

Menurut Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun, tagar tersebut sama nilainya dengan Jokowi lanjut 3 periode.

"Mengatakan Jokowi mundur itu sama nilainya mengatakan Jokowi terus 3 periode dengan Jokpronya," katanya dikutip di YouTube Refly Harun, Jumat 27 Agustus 2021.

Baca Juga: Yahya Waloni Ditangkap Polisi, Refly Harun Sebut Pelapornya Organisasi Baru Dibentuk

Refly Harun menjelaskan, presiden mundur ada dalam konstitusi. Presiden bisa diganti dengan dua sebab.

"Satu melalui kalender ketatanegaraan pemilu, satunya di luar agenda, baik karena berhenti atau diberhentikan," terangnya.

Dia melanjutkan, kalau berhenti bisa karena berhalangan tetap, seperti sakit permanen atau meninggal dunia. Jika diberhentikan seperti pemakzulan.

Baca Juga: Yahya Waloni Ditangkap Polisi, Refly Harun: Padahal Saya Sudah Buat Janji

"Jadi, dalam konteks ini mundur itu berarti berhenti. jadi ini perkara konstitusional walaupun negeri-ngeri sedap," ujar dia.

Menurut dia, sebuah fenomena trending seperti ini perlu diketahui juga untuk mengukur tingkat popularitas kepercayaan publik kepada Presiden Jokowi.

"Menruut survei indikator politik yang terbaru, terus turun. Sekarang kepercayaan publik kira-kira tinggal 59 persen saja," ungkapnya.

Baca Juga: Demokrat 'Perang' dengan PDIP soal Pemilu, Refly harun: Mana yang Lebih Curang?

"Bahkan, menurut survei lainnya LSI kalau untuk menangani pandemi tinggal 43 persen," sambung dia.

Kata dia, kepercayaan yang tinggal 59 persen bukan kepercayaan publik yang besar dalam menghadapi arus opini rakyat.

"Jadi, sekali lagi ini adalah soal mengukur sejauh mana masyarakat atau rakyat masih menginginkan keberlanjutan kepemimpinan ini," tuturnya.

Baca Juga: Polisi Penembak 6 Laskar FPI Tak Ditahan, Refly Harun: Aspek Keadilannya di Mana ya?

Ia melanjutkan, yang paling penting namanya aspirasi tidak boleh dipaksanakan, tapi tidak boleh juga ditekan.

"Kalau kita berkomtimen untuk menjadi negara yang demokratis, menghargai hukum, menghargai konsitusisi," tambahnya.

"Baik itu dukungan, pujian, maupun kritik yang tajam sekalipun sama sahnya untuk eksis dan hadir di negara ynag kita cintai ini," pungkasnya. ***

Editor: Aulia Salsabil Syahla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah