Tanggapi Vaksin Covid-19 Berbayar, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Hatinya Busuk

- 12 Juli 2021, 16:56 WIB
Tanggapi Vaksin Covid-19 Berbayar, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Hatinya Busuk
Tanggapi Vaksin Covid-19 Berbayar, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Hatinya Busuk /Instagram/@rocky.gerung

ISU BOGOR - Vaksin Covid-19 berbayar saat ini tengah jadi perbincangan publik, baik di media sosial (medsos) maupun dunia nyata.

Pasalnya, kemunculan vaksin Covid-19 berbayar tiba-tiba menciptakan keriuhan argumen pro kontra di kalangan warganet hingga para tokoh ternama Indonesia.

Salah satunya adalah pengamat politik Rocky Gerung. Ia menyebut bahwa pemerintah tidak ada empati dan hatinya busuk lantaran mengizinkan BUMN jualan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Oksigen Langka di Indonesia, Luhut Sebut Ada Masalah dan Akan Impor 40 Ribu Ton

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rocky Gerung melalui kanal YouTube-nya.

"Inikan ajaib BUMN cari untung dari rakyat, ini kan ngaco," ujarnya dikutip Isu Bogor dari kanal YouTube Rocky Gerung, 12 Juli 2021

"Jadi BUMN ini mau raih untung sebesar-besarnya dengan ongkos yang memberatkan publik. Jadi tak ada sedikitpun semacam empati inikan artinya pemerintah hatinya busuk," sambungnya.

Rocky Gerung juga senada dengan Faisal Basri yang menyebut praktik jual beli vaksin adalah tindakan yang biadab.

Baca Juga: Kimia Farma Lakukan Praktik Jual Beli Vaksin, Faisal Basri Sebut Itu Tindakan Biadab

"Memang biadab karena kedunguan kebijakan dibebankan kepada rakyat," ungkap pengamat politik tersebut.

Kemudian, lanjut dia, jika pemerintah beradab harusnya rakyat itu dirangkul.

Selain setuju dengan kata-kata biadab yang dilontarkan Faisal Basri, Rocky Gerung juga menyebut pemerintah culas.

"Saya kira betul pemikiran Pak Faisal Basri, Mungkin saya meyebutnya culas, ini pemerintah yang culas," ujarnya.

Baca Juga: Vaksin Gotong Royong Berbayar Ditunda, Fadli Zon: Harusnya Dibatalkan

Rocky Gerung juga menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya meprioritaskan kesehatan masyarakat, bukannya malah menggenjot pertumbuhan.

Sebab, lanjut dia, semakin pertumbuhan digenjot, maka pemulihan kesehatan akan semakin menurun.

"Yang seharusnya memprioritaskan kesehatan tetapi tetap otaknya menggenjot pertumbuhan itu, semakin pertumbuhan digenjot, semakin pemulihan kesehatan menurun," paparnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x